Mimpi Investasi Untung, Para Ibu Malah Buntung

Mimpi Investasi Untung, Para Ibu Malah Buntung
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Sekitar belasan ibu di wilayah Krukah, Surabaya sedang shock berat. Penyebabnya, banyak di antara mereka yang diduga menjadi korban investasi bermasalah. Mereka bingung. Mau melapor polisi, takut uang yang ditanam tidak kembali.

Namun, bila tidak melapor, mereka tidak akan mengetahui ke mana perginya orang yang selama ini dipercaya bisa melipatgandakan uang yang disetorkan itu.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos di Krukah kemarin (21/8), warga mengaku selama ini teperdaya mulut manis Siti Nuranisah. Mula-mula dia menawarkan keuntungan apabila warga bisa menanamkan modal.

 Keuntungan yang dijanjikan bisa dua kali lipat dan diterima pada bulan berikutnya. Awalnya hanya sedikit orang yang kepincut tawaran Siti. Namun, lantaran Siti terus blusukan ke rumah-rumah warga, banyak juga yang akhirnya tertarik. Bahkan, agar makin dipercaya, ibu tiga anak itu juga mencatut nama beberapa warga lain.

Setoran warga kepada Siti beragam. Ada yang menyetorkan Rp 2,5 juta, Rp 5 juta, hingga Rp 100 juta.Namun, hingga kini keuntungan yang dijanjikan tidak pernah terealisasi. Salah seorang yang namanya ikut dibawa-bawa adalah Diah Sulis. Pada Jumat malam (19/8), rumahnya didatangi sejumlah orang. Mereka adalah para korban investasi kepada Siti. Hal tersebut membuat Diah kaget.

 "Saya disebut ikut jual arisan. Padahal, tidak pernah," katanya.

Mereka yang datang, lanjut Diah, menunjukkan beragam ekspresi. Ada yang geram. Mereka meluapkan kemarahan. Ada pula yang sampai menangis. Malam itu mereka baru sadar bahwa selama ini telah teperdaya janji manis Siti.

Para korban itu baru ngeh setelah Siti berpindah kos. Selama dua tahun terakhir, Siti indekos di Jalan Krukah Lama I/43. Warga yang terbuai dengan iming-iming investasi bodong tersebut lantas mendatangi rumah kos Siti.

Ruswati, pemilik tempat kos, pun tidak sadar bahwa pelaku bersama keluarganya itu telah pindah. Dia mengaku seperti terkena hipnotis. "Semua orang di sini tahu saat dia usung-usung kulkas. Tapi, anehnya kok diam semua," ceritanya kepada Jawa Pos.

Kemudian Ruswati mendata warga yang merasa menjadi korban. Untuk sementara, yang mengaku menanamkan investasi kepada Siti sebanyak 16 orang. Tapi, sangat mungkin jumlahnya bertambah. Sebab, selama ini Siti gencar mempromosikan bisnis investasinya tersebut.

Ruswati mengatakan, berdasar alamat yang terdata, korban berasal dari beberapa RT. Artinya, wilayah kerja Siti mencakup hampir satu kampung.

Jawa Pos kemudian mendatangi sebagian korban. Salah seorang yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa dirinya sudah menyetorkan Rp 2,5 juta. Namun, itu masih tidak seberapa dengan kerugian yang dialami tetangganya. "Ada yang lebih besar. Sampai ada yang stres. Masalahnya, uang itu merupakan tabungan," tuturnya.

Beberapa korban memang shock berat. Maklum, untuk mendapatkan modal agar bisa disetorkan kepada Siti, ada yang utang Rp 50 juta. Bukan hanya itu. Ada juga yang sampai gegeran dengan suaminya gara-gara investasi tersebut. Sebab, saat menyetor uang ke Siti, mereka tidak membicarakannya dengan suami. Tahu-tahu uang di tabungan sudah terkuras. Nilainya mencapai Rp 100 juta.

Siti Nuranisah selama ini tinggal bersama suaminya, Abdul Karim, dan tiga anaknya. Dia berjualan makanan selepas isya di depan rumah kosnya. Jumat sore, dia meninggalkan rumah kosnya.

Para warga meyakini bahwa Siti memiliki ilmu hipnotis. Sebab, mereka seolah nurut dengan apa yang dikatakannya. "Dia selalu pakai celak di bawah matanya," ujar warga bernama Martia.

Setelah pergi dari Krukah, Siti tidak langsung putus kontak. Pada Sabtu (20/8) warga yang menjadi korban mendapat SMS dari nomornya. Di SMS itu, Siti mengakui bahwa dirinya salah. Bahkan, dia meminta maaf kepada warga.

Siti juga berjanji mengembalikan uang warga yang dibawanya. "Dia bilang saat ini ada di Jeddah. Dia janji mau balikin uangnya," ujar Ruswati. (did/c7/git/flo/jpnn)


SURABAYA – Sekitar belasan ibu di wilayah Krukah, Surabaya sedang shock berat. Penyebabnya, banyak di antara mereka yang diduga menjadi korban


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News