Qantas Merujuk Taiwan Sebagai Bagian Dari China

Qantas Merujuk Taiwan Sebagai Bagian Dari China
Qantas Merujuk Taiwan Sebagai Bagian Dari China

Maskapai plat merah Australia, Qantas akhirnya tunduk pada tekanan Beijing dengan berencana mengubah situs mereka dan merujuk Taiwan sebagai bagian wilayah dari China, bukan sebagai negara merdeka.

Pada bulan April lalu, regulator penerbangan China memberi tenggat waktu hingga 25 Mei kepada puluhan maskapai untuk menghapus referensi di situs mereka atau di materi lain yang merujuk Taiwan, Hong Kong, dan Makau adalah bagian dari negara-negara yang merdeka dari China. Tekanan ini digambarkan oleh Gedung Putih sebagai "Omong kosong Orwellian."

Qantas diberikan perpanjangan waktu untuk memutuskan apakah mereka akan memenuhi permintaan tersebut.

Pada pertemuan tahunan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada hari Senin (4/6/2018), Kepala Eksekutif Qantas, Alan Joyce mengatakan perusahaannya berencana untuk memenuhi permintaan tersebut, meskipun mereka membutuhkan waktu tambahan.

"Tujuan kami adalah untuk memenuhi persyaratan itu. Namun memang perlu waktu untuk melakukannya," kata Joyce kepada wartawan di sela-sela pertemuan IATA.

Beijing menganggap Otonom Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya dan langkah untuk mengubah status itu di situs mereka berarti Qantas akan menggemakan posisi resmi Australia terhadap Taiwan.

Menurut situs web Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, "Pemerintah Australia tidak mengakui ROC sebagai negara berdaulat dan tidak menganggap pihak berwenang di Taiwan memiliki status sebagai pemerintah nasional."

Qantas Merujuk Taiwan Sebagai Bagian Dari China Photo: Penumpang Qantas dapat memilih Taiwan sebagai negara asal mereka di situs pelanggan tetap mereka. (Supplied)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News