Intel Pecat 1.500 Karyawan di Costa Rica

Intel Pecat 1.500 Karyawan di Costa Rica
Ilustrasi. FOTO: getty images

jpnn.com - PERUSAHAAN raksasa microchip asal Amerika Serikat, Intel mengumumkan bahwa perusahaannya mengurangi produksi perakitan chip- nya di Costa Rica. Dengan pengurangan itu, mau tidak mau perusahaan yang berdiri sejak 1968 itu harus memecat 1.500 pekerjanya di sana. 

Langkah tersebut merupakan pukulan besar bagi perekonomian di negara Amerika tengah itu. Ya, sejak pabrik Intel didirikan di Costa Rica pada 1998 sudah mempekerjakan 2.700 karyawan. Selain itu, ekspor produk Intel juga menjadi salah pemasukan terbesar bagi Costa Rica. 

"Setelah melakukan analisa menyeluruh, perusahaan menyimpulkan bahwa solusi terbaik jangka panjang untuk memaksimalkan efisiensi operasional di tingkat global adalah untuk menutup pabrik perakitan dan pengujian," kata juru bicara Intel Chuck Mulloy seperti dilansir Reuters.

Costa Rica merupakan salah satu pabrik perakitan chip Intel terbesar yang digunakan untuk personal computer (PC). Padahal kini, penjualan PC terus terpuruk. Produk ini kalah bersaing dengan tablet dan smartphone. Nah, karena itulah, Intel ingin melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan karyawan di sana.

Kini Intel masih memikiki lebih dari 1.000 insinyur keuangan dan tenaga ahli lainnya di Costa Rica untuk melakukan penelitian dan pengembangan di sana. 

Pengurangan karyawan di Costa Rica itu sepertinya sudah menjadi rencana panjang Intel. Sebab, hal itu sesuai dengan pernyataan resmi Intel pada bulan Januari lalu. Saat itu perusahaan yang didirikan Gordon Moore dan Robert Noyce menyatakan bahwa tahun ini mereka akan mengurangi tenaga kerja perusahaannya di seluruh dunia sekitar 107.000 karyawan, atau 5 persen dari jumlah keseluruhan. (reuters/mas) 


PERUSAHAAN raksasa microchip asal Amerika Serikat, Intel mengumumkan bahwa perusahaannya mengurangi produksi perakitan chip- nya di Costa Rica. Dengan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News