Konsumsi Kerupuk Gadung, Satu Keluarga Keracunan

Konsumsi Kerupuk Gadung, Satu Keluarga Keracunan
Konsumsi Kerupuk Gadung, Satu Keluarga Keracunan

jpnn.com - BATAM - Satu keluarga yang terdiri dari ibu dan dua anak warga Kavling Melati RT 03 RW 06, Dapur 12, Sagulung, Batam, Selasa (16/9) malam terpaksa dilarikan ke ruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Embung Fatimah akibat keracunan. Ketiganya  muntah-muntah setelah mengkonsumsi kerupuk.

Nana (38) dan dua anaknya, Wenny Okto V (15) serta Khalimah Ghony (6) sebelumnya mengonsumsi "Kerupuk Gadung" yang  dijual di kawasan SP Plaza. Namun, kerupuk gadung yang dikemas dalam bungkusan plastik itu tanpa ada ketentuan tanggal kadaluarsa.

"Saya dapat telepon dari tetangga, katanya ponakan saya keracunan. Saya langsung kepikiran pasti mereka keracunan makan kerupuk gadung," ujar Muliati, salah seorang kerabat korban yang ditemui di RSUD.

Muliati menambahkan kerupuk gadung tersebut dibeli dalam kondisi mentah sebanyak 0,5 kg seharga Rp 10 ribu. Hanya saja, sebelum mengonsumsi, kerupuk digoreng terlebih dahulu agar menghilangkan sisa-sisa pengolahan.
 
Ia menerangkan. kerupuk gadung itu diproduksi dari tumbuhan liar yang biasa tumbuh di hutan. Melalui pengolahan, krupuk tersebut dijual di pasaran.

Namun, jika pengolahan tidak sempurna, kerupuk akan menimbulkan racun yang tentunya berbahaya untuk dikonsumsi. "Sebenarnya banyak yang suka, apalagi harganya murah. Tapi, kalau pengolahannya sedikit tidak benar bisa keracunan dan hilang nyawa," terangnya.
 
Sementara itu, pihak toko yang berada di SP Plaza Blok L nomor 08 membenarkan sudah menjual kerupuk gadung tersebut. Pihak toko menyebut kerupuk yang didatangkan dari Pulau Jawa itu mengandung racun.

"Memang beracun, tapi harus makan sedikit-sedikit. Kalau banyak bisa memabukkan. Apalagi jika salah mengolahnya," ujar salah seorang karyawan toko yang enggan menyebutkan namanya.(jpnn)


BATAM - Satu keluarga yang terdiri dari ibu dan dua anak warga Kavling Melati RT 03 RW 06, Dapur 12, Sagulung, Batam, Selasa (16/9) malam terpaksa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News