20 Persen Ortu di Jakarta Lebih Percaya Imunisasi Swasta
jpnn.com, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah melansir data, menyebut ada jutaan anak Indonesia tidak diimunisasi. Rata-rata orang tua yang tidak mengimunisasi anaknya karena alasan takut demam.
Padahal menurut Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Hastita Meyta, demam dan ruam merah pada kulit bayi merupakan reaksi biasa.
"Setiap anak yang diimunisasi pasti demam, mau pakai imunisasi gratis maupun berbayar. Reaksi ini akan hilang dalam waktu dua atau tiga hari," kata Meyta dalam forum diskusi imunisasi, Sabtu (15/7).
Selain takut demam, alasan lain masyarakat menolak anaknya diimunisasi adalah rumor vaksinnya dari barat. Ini menurut Meyta menyesatkan karena vaksin dibuat di Indonesia oleh Biofarma.
Demikian juga dengan isu halal haram. Banyak masyarakat berpikir vaksinnya haram sehingga ortu lebih percaya cukup dengan ASI, anak bisa kebal.
Jarak tempat pelayanan kesehatan juga memengaruhi niat ortu mengimunisasi anaknya. Makin dekat fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawa anaknya imunisasi kian banyak.
"Di Jakarta minat ortu mengimunisasi anaknya sangat tinggi. Bahkan lebih dari 100 persen dari target penyebaran 90 persen karena dekat fasilitas kesehatan. Namun, 20 persen ortu di DKI lebih percaya imunisasi swasta (berbayar) ketimbang imunisasi gratis," ungkap Meyta. (esy/jpnn)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah melansir data, menyebut ada jutaan anak Indonesia tidak diimunisasi. Rata-rata orang tua yang tidak mengimunisasi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Calon Jemaah Haji Diminta Tak Takut Lakukan Vaksin Miningitis
- Pemerintah Salurkan Bantuan 10 Juta Vaksin Polio dalam Negeri untuk Afganistan
- BKKP Kini Melayani Vaksin Haji & Umrah Serta Terapi Oksigen Hiperbarik, Sebegini Tarifnya
- Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025
- Dinkes Sumsel Minta 2.000 Vial Vaksin Sinovac ke Kemenkes
- Klinik Mitrasana Beri Pelayanan Vaksin Internasional dengan Harga Terjangkau