Hanya 15 Persen UMKM Difasilitasi Berjualan di Ritel Modern
jpnn.com, JAKARTA - Dari sekitar 400 ribu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), baik mandiri maupun di bawah binaan BUMN, tidak semuanya berkesempatan memasarkan produk melalui ritel modern.
Diperkirakan, secara nasional hanya 10–15 persen yang difasilitasi untuk berjualan di ritel modern, khususnya yang berjaringan nasional.
’’Mereka yang difasilitasi itu juga sudah memenuhi standar dan ketentuan yang ditetapkan seperti BPOM dan SNI,’’ ujar Koordinator Wilayah Timur Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Abraham Ibnu, Minggu (13/1).
Selain berjualan di ritel berjaringan nasional, pelaku UMKM bisa memasarkan produk di ritel berjaringan lokal atau ritel yang gerainya tersebar di dalam satu provinsi.
’’Di jaringan lokal ini, jumlahnya lebih banyak, sekitar 30–60 persen,’’ kata Abraham.
Faktor lain yang juga memengaruhi adalah kemampuan produksi. Sebab, tidak semua pelaku UMKM memiliki kemampuan produksi dalam jumlah besar.
Apalagi kalau ditujukan untuk menyuplai ritel berjaringan nasional yang gerainya tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk memfasilitasi produk UMKM, pihaknya mengusulkan pelaku usaha bisa masuk sebagai salah satu kategori dari ritel modern.
Dari sekitar 400 ribu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tidak semuanya berkesempatan memasarkan produk melalui ritel modern.
- Rumah BUMN Pekanbaru Raih Penghargaan Internasional dari Global Business Magazine
- BRI Berangkatkan UMKM Kopi Bandung 'Gravfarm' ke Expo di Amerika Serikat
- PNM Gelar Pelatihan Literasi Keuangan Digital dan TJSL di Kampung Madani
- UMKM Binaan APJI DKI Jakarta Tampil di Food Beverage Indonesia 2024
- Usung Tema Memajukan Warisan Bangsa, Dekranas Lakukan Berbagai Persiapan Menuju HUT ke-44
- Luar Biasa, Bank Mandiri Kembali Raih Peringkat Satu Bank Pelat Merah Terbaik versi Forbes