Kapal yang Dikabarkan Dibajak itu Pernah Lakukan Tugas Mulia

Kapal yang Dikabarkan Dibajak itu Pernah Lakukan Tugas Mulia
Pan Marine 11 saat mengevakuasi korban terbakarnya KMP Gerbang Samudra. FOTO : PHE WMO

jpnn.com, SURABAYA - Awal Desember lalu kapal motor penumpang (KMP) Gerbang Samudra 1 terbakar hebat di wilayah perairan Madura. Kapal yang mengangkut 148 orang itu dalam kondisi bahaya dan terancam tenggelam.

Untungnya, di lokasi yang tidak terlalu jauh ada kapal Pan Marine 11 yang melintas. Kapal itu berfungsi sebagai pengantar crew PHE WMO (PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore) yang sedang dalam perjalanan ke anjungan lepas pantai (platform) PHE 38/Mopu Boss One.

Di kegelapan malam, CB Pan Marine 11 melihat secara visual di udara dua kali parachute signal. Sesuai prosedur, mereka melapor dan miminta ijin untuk menuju lokasi pancaran signal marabahaya tersebut. Saat bersamaan diterima sinyal mayday dari VHF ch 16 (channel khusus marabahaya), menginformasikan nama kapal KMP Gerbang Samudra 1 dalam kondisi Terbakar. 

“Laporan diterima pegawai FSO Pertamina Aberkah. Saat itu juga marine supt. on duty (Capt. Hari Adi Sucipto) memberi perintah Pan Marine 11 langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan dan evakuasi jika diperlukan,” kata General Manager PHE WMO Kuncoro Kukuh dalam wawancara 3 Desember silam.

Dalam perjalanan melakukan penyelamatan itu, Pan Marine 11 terdiri dari 8 crew. Sambil tancap gas membelah lautan yang dingin, mereka melaporkan posisi kapal yang terbakar itu berada sekitar +/- 4.5 NM dari lokasi PHE-23 atau area Mopu BossOne.

Karena relatif dekat dengan fasilitas produksi PHE WMO, radio operator menghubungi petugas yang ada di Mopu Boss 1 agar ikut memonitor pergerakan kapal yang terlihat terbakar itu. Tujuannya, memastikan jangan sampai kapal yang terbakar dan sedang terombang-ambing di tengah laut itu membahayakan fasilitas produksi PHE WMO.

Begitu mendekat ke lokasi terlihat puluhan penumpang KMP Gerbang Samudra sudah terjun ke laut. Berenang lengkap dengan jaket pelampung. Para penumpang yang sedang panik itu dengan penuh semangat berenang mendekati kapal. 

Radio operator melapor ke Kepanduan Karang Jamuang status penumpang yang terselamatkan sudah sekitar 90%. Sebagian lagi masih ada di atas kapal karena takut berenang,” terang Kuncoro Kukuh.

Karena relatif dekat dengan fasilitas produksi PHE WMO, radio operator menghubungi petugas yang ada di Mopu Boss 1 agar ikut memonitor pergerakan kapal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News