Rupiah Perkasa, Saham Bergairah

Pilpres Beri Sentimen Positif

Rupiah Perkasa, Saham Bergairah
Rupiah Perkasa, Saham Bergairah

JAKARTA - Kegiatan pemilihan Presiden betul-betul membuat girang investor asing. Dana-dana yang mengalir ke pasar keuangan, memacu rupiah kembali bertenaga. Puncaknya pada perdagangan sehari menjelang pemilu, rupiah menguat tajam hingga Rp 11.695 per USD.
       
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakinkan stabilitas nilai tukar rupiah akan dijaga. Lantaran itu, untuk antisipasi volatilitas rupiah, pihaknya tetap akan ada di pasar melakukan intervensi.

"Apapun hasil pemilu, kami akan menjaga agar volatilitas dalam batas yang wajar," ungkapnya, kemarin (8/7).
       
Sayangnya, Agus enggan memaparkan level berapa rupiah bakal dijaga. Selain itu, seberapa besar intervensi valas yang digelontorkan oleh BI untuk menenangkan volatilitas pasar. Yang jelas, intervensi dilakukan terutama pada saat rupiah tertekan cukup dalam.

"Tidak pernah BI hands-off (lepas tangan), BI akan selalu ada di pasar memantau dan melakukan stbilitas nilai tukar rupiah sesuai kebutuhan. Volatilitas rupiah jangan sampai mengganggu mekanisme pasar," terangnya.
       
Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti memaparkan, rupiah berlanjut menguat dan diperdagangkan di kisaran Rp 11.605 hingga Rp 11.781 per USD.

Ia menerangkan, akhir-akhir ini rupiah terapresiasi cukup signifikan sebesar 0,7 persen ke level Rp 11.630 per USD. "Secara month to date terapresiasi 1,9 persen. Sementara year to date naik 4,4 persen," jelasnya.
       
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) dengan sangat optimitis. Pada penutupan perdagangan kemarin IHSG menguat 35,681 poin (0,715 persen) ke level 5.024,712 dan indeks LQ45 naik 10,32 poin (1,22 persen) ke level 859,41.

Frekuensi transaksi perdagangan kemarin mencapai 269.960 kali dengan volume sebanyak 7,654 miliar saham senilai Rp 10,912 triliun. Tidak tanggung-tanggung, investor asing melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 1,574 triliun pada perdagangan kemarin. Secara total sejak awal tahun sampai dengan kemarin aksi beli bersih investor asing senilai Rp 46,484 triliun.

Kenaikan IHSG kemarin mendekatkan pertumbuhan bursa saham Indonesia ini ke urutan dua yang saat ini masih diduduki bursa saham Filipina. IHSG tumbuh 17,56 persen atau tertinggi ketiga di dunia di bawah bursa India (21,37 persen) dan bursa Filipina (17,97 persen).

Bursa unggulan di Asia lainnya ditutup beragam kemarin; indeks Straits Times turun 8,23 poin (0,25 persen) ke level 3.283,34. Indeks Nikkei 225 turun 65,03 poin (0,42 persen) ke level 15.314,41. Indeks Hang Seng menguat tipis 0,46 poin (0,00 persen) ke level 23.541,38. Indeks Composite Shanghai naik 4,09 poin (0,20 persen) ke level 2.064,02.

Setelah naik cukup signifikan pada perdagangan Senin (07/07), IHSG sebenarnya berpotensi terkoreksi akibat aksi ambil untung. Terlebih bursa Amerika Serikat (AS) membawa sentiment negatif setelah ditutup turun kemarin. Namun potensi itu digagalkan oleh aksi beli sebagian investor pada saham big cap terutama oleh investor asing.

JAKARTA - Kegiatan pemilihan Presiden betul-betul membuat girang investor asing. Dana-dana yang mengalir ke pasar keuangan, memacu rupiah kembali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News