Ratu Elizabeth II Tak Mau Pengaruhi Publik

Ratu Elizabeth II Tak Mau Pengaruhi Publik
Ratu Elizabeth II Tak Mau Pengaruhi Publik

jpnn.com - SAAT politisi dan figur publik berbicara tentang referendum Skotlandia, Buckingham Palace justru memilih diam. Sebagai penguasa monarki Inggris Raya, Ratu Elizabeth II tidak berkomentar apa pun tentang wacana kemerdekaan Skotlandia. Sebab, tokoh 88 tahun tersebut tidak mau memengaruhi opini publik.  

"Ini (referendum) urusan masyarakat Skotlandia," katanya sebagaimana dipaparkan jubir kerajaan kepada BBC pada Jumat (12/9). Selama ini kerajaan memang tidak pernah ikut campur dalam urusan politik. Akhir pekan ini kubu no sempat mengajak ratu untuk mendukung kampanye dalam mempertahankan Skotlandia sebagai bagian dari Inggris Raya. Tetapi, ratu tetap memilih bungkam.
  
Meski demikian, hasil referendum Skotlandia akan tetap membawa perubahan dalam kehidupan ratu. Terutama jika masyarakat Skotlandia memilih merdeka dan berpisah dengan Inggris Raya. Mau tidak mau, Skotlandia harus mengatur ulang posisi dan wewenang ratu atas wilayah tersebut. Sebab, selama ini Skotlandia telah menjadi bagian dari kerajaan.
  
Kerajaan Inggris memiliki beberapa properti yang cukup populer di Skotlandia. Salah satunya Balmoral Castle yang terletak di Aberdeenshire. Dulu, Pangeran Albert sengaja membelikan kastil tersebut untuk Ratu Victoria. Selain itu, Kerajaan Inggris memiliki sebuah istana di Kota Edinburg. Yakni, Holyrood Palace. Setiap tahun ratu menghabiskan waktu selama sepekan di istana itu.
  
Sampai sekarang, Kerajaan Inggris juga masih menyematkan gelar kebangsawanan Skotlandia pada ratu dan anggota keluarganya. Misalnya, Pangeran Charles yang dikenal sebagai Duke of Rothesay dan pasangan Pangeran William-Kate Middleton atau Duke dan Duchess of Cambridge yang juga memangku gelar Earl dan Countess of Strathearn.
  
Hingga Jumat lalu, London masih mengatakan bahwa Skotlandia tetap berada di bawah kekuasaan monarki Inggris meski berpisah nanti. "Ratu akan tetap menjadi ratunya rakyat Skotlandia jika referendum berpihak pada kubu yes," jelas pemerintahan First Minister Alex Salmond. Dia menambahkan, ratu akan sangat bangga menjadi pemimpin monarki Skotlandia yang merdeka.
 
Sayangnya, tidak semua aktivis kubu yes berpendapat sama dengan Salmond. Dennis Canavan, salah seorang aktivis pro kemerdekaan, mengungkapkan bahwa masa depan ratu harus ditetapkan lewat referendum terpisah. "Peran ratu bagi Skotlandia akan ditetapkan dalam konstitusi baru," tegas Robert Hazell, direktur Constitution Unit pada UCL. (BBC/hep/c15/ami)


SAAT politisi dan figur publik berbicara tentang referendum Skotlandia, Buckingham Palace justru memilih diam. Sebagai penguasa monarki Inggris Raya,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News