Korban Gusuran Dapat Rusun Daan Mogot

Korban Gusuran Dapat Rusun Daan Mogot
Korban Gusuran Dapat Rusun Daan Mogot

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan, bakal merelokasi seluruh korban gusuran bantaran kali ke rumah susun. Namun, rencana itu masih terkesan abu-abu. Selain tidak ada kejelasan waktu relokasi, warga juga mempertanyakan di mana lokasi rumah susun yang dimaksud.
     
Sementara, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Daan Mogot yang tengah dibangun, baru siap huni sepenuhnya hingga akhir tahun 2014 ini. Pantauan INDOPOS di lokasi, Selasa (23/9), dari 8 blok rusun dengan kapasitas total 640 unit, hanya tiga blok saja yang terlihat rapi.
     
Bangunan bercat paduan oranye dan  abu-abu, masing-masing berlantai 6 itu pun kemungkinan besar baru bisa dihuni akhir Oktober tahun ini. Kendati, lantai keramik dan instalasi air sudah terpasang, bangunan tersebut belum teraliri listrik. Sementara, progres pembangunan 5 blok lainnya, belum terlihat rapi.
     
Pengembangan hasil akhir proyek rusun tersebut masih jauh dari tahap akhir. Mengingat, akses jalan menuju lokasi masih berupa bebatuan dan ditumbuhi rumput. Menurut Pengawas proyek, Suparno (43), penyelesaian 8 blok rusun tersebut baru dipastikan rampung akhir tahun. ”Kalau seluruhnya berikut segala fasilitasnya, baik masjid ataupun kios-kios toko itu bisa akhir tahun ini selesai,” ujarnya di lokasi rusun.
     
Menurutnya lagi, baru 3 blok rusun A, B dan C yang bisa dikatakan siap huni. Total unit rusun yang tersedia, sebanyak 240 kamar bertipe 34. ”Kalau memang mau dihuni pada bulan depan, paling tidak ya tiga blok rusun yang sudah siap ini,” ucapnya.
     
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta, Jonathan Pasudung membenarkan, kemungkinan besar pada Oktober tahun ini tiga blok yang telah rampung itu siap dihuni. Dia juga menegaskan, untuk mengejar target relokasi korban gusuran di Jakarta Barat, pengerjaan 5 blok rusun lainnya tengah dikebut.

”Kalau tower A, B, dan C yang sudah siap itu hanya tinggal instalasi listrik saja. Akhir bulan ini kami harapkan PLN dapat menyelesaikannya. Sehingga bulan depan sudah bisa ditempati,” ungkapnya. Jonathan pun menegaskan jika 640 unit di delapan blok rusun dengan berbagai fasilitasnya dapat diselesaikan pada akhir Desember 2014 ini.

Peruntukannya sendiri yakni diprioritaskan bagi warga korban gusuran akibat pembangunan jalan inspeksi dan normalisasi kali. Seperti warga Rawa Buaya di bantaran Kali Mookevart, warga Palmerah di bantaran Kali Grogol, dan Kebon Jeruk di Kali Sekretaris. Tentunya, unit rusun tersebut dapat dihuni dengan syarat korban gusuran memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) DKI Jakarta.

Selain itu juga dipastikan warga tersebut yakni mereka yang belum memiliki rumah.  ”Makanya, harus dilengkapi dengan surat keterangan dari kelurahan. Saat ini sudah kami minta mereka (kelurahan) untuk mendata,” terangnya.
     
Terpisah, Ketua RW07 Palmerah, Anto Suyanto (47) mengatakan, untuk sementara waktu setelah tergusur dari bantaran Kali Grogol, sebagian warga memilih tinggal mengontrak. Sebagian lainnya menumpang ke rumah sanak saudara terdekat.  Menurutnya, kejelasan relokasi ke rusun memang menjadi harapan besar warga agar secepatnya terealisasi.

Sebab, biaya kontrakan Rp 600 ribu/bulan terbilang tinggi bagi mereka yang bermata pencarian sebagai pedagang kecil. ”Kontrakannya juga kecil, hanya cukup buat tidur saja. Karena tidak muat, perabotan elektronik seperti kulkas, lemari banyak yang mereka titip di pos RW,” ujarnya.
     
Selain itu, harapan warga juga tidak mendapat relokasi rusun yang terlalu jauh seperti ke Pulogebang atau Jatinegara, Jakarta Timur. ”Kalau ke Rusun Daan Mogot itu kan masih satu wilayah. Secara administrasi kependudukannya tidak merepotkan,” katanya.
     
Sedangkan Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi menegaskan, kelanjutan penggusuran rumah di bantaran kali sementara ini ditangguhkan. Sampai Rusun yang tengah dibangun siap untuk dihuni. Keputusan itu berseberangan dengan pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang bersikukuh penggusuran warga di pemukiman kumuh bantaran kali tetap dilakukan.

Penggusuran itu demi menyukseskan program normalisasi kali dan jalan inspeksi guna memecah kemacetan dan banjir di Jakarta. (asp)


Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan, bakal merelokasi seluruh korban gusuran bantaran kali ke rumah susun. Namun, rencana itu masih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News