Walah! Anggap Penyebabnya Sipir Kurang Sejahtera

Walah! Anggap Penyebabnya Sipir Kurang Sejahtera
AKRAB DENGAN PETUGAS: Freddy Budiman terpidana mati kasus narkoba (kedua kanan) saling sapa dengan staf BNN saat pengungkapan kasus pabrik narkoba di sebuah ruko di kawasan Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat (14/4). Foto: Miftahul Hayat/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Handoyo Sudrajat menilai, kasus Freddy Budiman yang masih juga mengendalikan bisnis narkoba dari Lapas Batu Nusakambangan, sebagai dampak dari tidak seimbangnya jumlah tahanan dan sipir.

Sesuai data Ditjen Pemasyarakatan, jumlah sipir di seluruh Indonesia saat ini ada sekitar 14 ribu orang. Jumlah itu lebih kecil 10 kali lipat jika dibanding dengan tahanan yang mencapai 165 ribu orang.
    
Sebanyak 14 ribu tahanan itu juga tak bekerja serentak. Mereka bekerja dalam tiga shift. Jadi dalam satu shift hanya ada sekitar 4.600 sipir. Artinya perbandingan antara sipir dan tahanan 1:45.

"Penjara itu harus diawasi 24 jam, sehingga harus ada tiga shift ini. Melihat perbandingannya, keberadaan sipir jelas tidak ideal," tuturnya, kemarin.
    
Persoalan lainnya menyangkut overkapasitas. Menurut Handoyo lapas di seluruh Indonesia kapasitasnya hanya untuk 116 ribu orang. Namun faktanya, penghuni lapas di Indonesia tembus di angkat 165 ribu tahanan.

Tidak hanya itu, masalah kesejahteraan sipir yang masih bermasalah juga membuat masalah krusial lainnya. Misalnya, para tahanan berupaya untuk menyuap para sipir.

"Kami akui memang masih ada oknum sipir yang bermasalah, namun itu tidak lepas dari persoalan kesejahteraan juga," jelasnya.

Namun, bukan berarti Kemenkum dan HAM tidak berbuat sesuatu. Beberapa waktu lalu, Kemenkum dan HAM membuat memorandum of understanding dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. MoU itu diupayakan agar anggota TNI yang menjelang masa pensiun bisa membentu Kemenkum dan HAM untuk menjadi sipir.(idr/gun)

 

 


JAKARTA - Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Handoyo Sudrajat menilai, kasus Freddy Budiman yang masih juga mengendalikan bisnis narkoba dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News