Mahasiswi PSK Saling Kenal, tak Gunakan Jasa Germo

Mahasiswi PSK Saling Kenal, tak Gunakan Jasa Germo
Mahasiswi PSK Saling Kenal, tak Gunakan Jasa Germo

jpnn.com - TASIK – Koordinator Komisi Pemerhati Anak dan Remaja (KPAR) Tasikmalaya Daniar Ridijati mengatakan, sebagian besar pekerja seks komersil (PSK) di Kota Tasikmalaya ternyata saling kenal. Mereka kerap saling kontak.

Mereka kerap saling kontak dan berkomunikasi,” ungkapnya  saat dihubungi Radar Tasikmalaya (grup JPNN), kemarin (6/5).

Para penjaja kenikmatan dengan cara haram yang mayoritas mahasiswi ini, kata dia, juga berjejaring. "Mereka menjadi pemuas hasrat pria karena diajak temannya, secara berantai," jelasnya.

Tipikal para PSK online di Tasik jarang menggunakan germo. Mereka cenderung “berkarir” secara individu. Dengan demikian, penghasilannya akan lebih besar karena tidak dibagi dengan sang agen. ”Jadi nggak ada pajak germo,” tuturnya.

Dalam wawancara terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tasikmalaya dr H Ali Firdaus Spa Mkes mengatakan , PSK online dan para penggunanya berpotensi terkena penyakit kelamin dan menular.

“Penyakit ini tidak bisa dibendung kalau orang sudah melakukan penyimpangan seksual, kemungkinan besar dia akan terkena penyakit AIDS,” ujar dr H Ali saat diwawancara di Studio Radar TV tadi malam.

Di Tasikmalaya, kata dia, memang sudah ada klinik yang khusus menangani korban HIV/AIDS.  Dari sisi medis sendiri, secara kasat mata PSK online terlihat sehat, mungkin saja dia pembawa petaka.

“Saya berharap di Tasikmalaya kasus-kasus seperti ini harus bisa dibasmi dengan melakukan penanggulangan dan pencegahan,” harapnya.

TASIK – Koordinator Komisi Pemerhati Anak dan Remaja (KPAR) Tasikmalaya Daniar Ridijati mengatakan, sebagian besar pekerja seks komersil (PSK)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News