Zhang Xiao Jia, Guru Musiknya Pengusaha Papan Atas Surabaya

Awalnya Diwanti-wanti Agar Tak Ke Indonesia

Zhang Xiao Jia, Guru Musiknya Pengusaha Papan Atas Surabaya
Zhang Xiao Jia saat tampil bersama Harjo Sutanto membawakan lagu The Prayer milik Josh Groban. FOTO: ist

jpnn.com - SERIOSA membawa Zhang Xiao Jia ’’terlempar’’ jauh dari negara kelahirannya, Korea Utara, ke Surabaya. Tapi siapa sangka, langkah tersebut membawa perubahan besar bagi hidupnya. Dia kini menjadi pelatih seriosa ternama di Indonesia. Muridnya tak tanggung-tanggung, kebanyakan adalah pengusaha kondang Jawa Timur. 

Lagu Indonesia Pusaka membawa suasana syahdu di ballroom hotel Shangri-La Surabaya Rabu (11/11) malam. Semangat patriotisme bercampur decak kagum mengisi relung hati sekitar 1000 undangan yang hadir.
    
Bagaimana tidak, lagu gubahan Ismail Marzuki itu dibawakan sangat apik secara seriosa oleh Zhang Xiao Jia bersama 10 orang anggota komunitas musik Voice of Spring.
    
Undangan maupun anggota yang hadir malam itu bukanlah sosok sembarangan. Mayoritas dari mereka adalah pengusaha dan owner dari produk-produk ternama di negeri ini. Kehadiran mereka malam itu tak lain untuk menyaksikan guru musik kesayangannya tampil dalam konser 15 Tahun Zhang Xiao Jia Mengabdi Untuk Indonesia. 
    
Beberapa pengusaha yang hadir dan ikut tampil di antaranya Harjo Sutanto (owner Wings Group), Riyanto Nurhadi (owner Indospring), Na Kim Wie (Owner bumbu masak Bamboe), serta Halim pemilik dari King Halim Group.
    
Sosok Zhang Xiao Jia memang luar biasa. Datang ke Indonesia pada awal milenium silam, tepatnya tahun 2000 karena diundang perform di salah satu acara, kecintaannya pada Indonesia, khususnya Surabaya terus tumbuh.

Baru saja mendarat di Bandara Internasional Juanda dan menikmati panorama sepanjang jalan, Jia mengaku langsung jatuh cinta. Rasa itu semakin besar saat dirinya berkesempatan untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Baik anggota komunitas yang mengundangnya maupun masyarakat luas saat dirinya berkesempatan jalan-jalan keluar hotel. 

Padahal, awalnya Jia sempat diwanti-wanti oleh saudaranya agar tak pergi ke Indonesia. Sebab, saat itu belum lama peristiwa reformasi 1998 berlangsung. 

”Saya merasa sudah menjadi WNI sejak lahir. Saya ingin tinggal dan menetap. Apa pun dan bagaimana pun caranya,’’ cerita perempuan kelahiran 6 Juli 1967.

Bak gayung bersambut, keinginan Jia ternyata direspon positif oleh salah seorang anggota komunitas yang menawarinya untuk menetap di Surabaya. 

’’Ketika itu hanya senang yang ada di kepala saya. Makanya, usai tampil, saya langsung kembali ke Tiongkok untuk membereskan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses perpindahan ke Surabaya,’’ kenang perempuan yang menghabiskan masa mudanya di Tiongkok itu..

Tak menunggu lama, setelah semua proses perizinan dan restu dari keluarga besarnya dikantongi, Jia mantap untuk pindah ke Kota Pahlawan. Disini, karirnya sebagai pelatih musik seriosa mulai dibangun. 

SERIOSA membawa Zhang Xiao Jia ’’terlempar’’ jauh dari negara kelahirannya, Korea Utara, ke Surabaya. Tapi siapa sangka,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News