Ancaman Ini Lebih Besar Dibanding Isu Komunis
jpnn.com - NGANJUK – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengaku tidak pernah merasa khawatir dan takut terhadap isu Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena dulu ketika PKI masih kuat-kuatnya saja mereka tidak bisa merebut Indonesia, apalagi saat ini.
Mereka, menurut Zulkifli adalah kelompok yang tidak patut dikhawatirkan. Ketua MPR juga tidak percaya terhadap maraknya gerakan negara Islam. PKI maupun gerakan mendirikan negara Islam ini tidak memiliki kekuatan yang patut dikhawatirkan.
Yang menjadi persoalan Indonesia saat ini, menurut Zulkifli adalah persoalan kesenjangan sosial. Yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin. Bahkan sampai-sampai mereka tak bisa makan.
“Ancaman dari persoalan ini jauh lebih besar dibanding isu PKI dan negara Islam,” ujar Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di hadapan santri, alumni dan keluarga besar Pondok Pesantren Ar Raudhotul Ilmiyah Kertosonoa, Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (21/5).
Dia mengingatkan kalau tidak ada upaya yang masif dan berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan, maka bukan tidak mungkin negara Indonesia akan terpecah akibat kerusuhan sosial.
Karena itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat terutama masyarakat kelas bawah. Pemerintah harus menjalankan program yang prorakyat agar kesenjangan yang selama ini terjadi bisa diminimalisasi.(Adv/fri/jpnn)
NGANJUK – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengaku tidak pernah merasa khawatir dan takut terhadap isu Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena dulu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Partisipasi Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Ulas Peran Penghulu di Era Modern
- Atasi Berbagai Tantangan Isu-isu Keberlanjutan Fungsi Lingkungan, RPP jadi Terobosan & Inovasi KLHK
- Bertemu Kepala Eksekutif Makau, Menaker Ida Bahas Penguatan Kerja Sama Ketenagakerjaan
- KPK Perlu Dalami Peran Samsudin Abdul Kadir di Kasus Jual Beli Jabatan Pemprov Malut
- Ikut Lestarikan Budaya, PermataBank Dukung Perayaan Adeging Mangkunegaran-267
- Soroti Kasus Korupsi Timah, PB Mathla’ul Anwar: Terlalu Banyak Mudarat