15 Orang Diamankan Polisi, Mereka Menyebut Presiden Sedang di Belanda hingga Menentang NKRI

15 Orang Diamankan Polisi, Mereka Menyebut Presiden Sedang di Belanda hingga Menentang NKRI
Personel Polres Manokwari mengamankan 15 orang dalam aksi makar yang digelar di terminal Wosi Manokwari Papua Barat, Minggu (27/11/2022). (ANTARA/HANS ARNOLD KAPISA)

jpnn.com, PAPUA - Sebanyak 15 orang diamankan aparat kepolisian lantaran memperingati hari jadi West Papua New Guinea (WPNG) di terminal Wosi Manokwari, Minggu (28/11).

Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom mengatakan 15 orang itu sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Polisi ingin mengetahui peranan mereka dalam aksi tersebut.

"Aksinya diduga bertentangan dengan ideologi NKRI tetapi dibalut dengan kegiatan ibadah, karena ada teriakan Papua merdeka hingga pembentangan simbol-simbol yang dilarang di negara kita," ujar Parasian.

Perwira menengah Polri itu mengatakan berdasarkan pemeriksaan awal 15 orang tersebut diketahui sebagai koordinator lapangan, penghubung masyarakat, hingga simpatisan.

"Pada saat aksi, mereka menyebut bahwa presiden mereka saat ini sedang berada di Belanda. Oleh karena itu, setelah pemeriksaan, akan kami gelar untuk menentukan siapa yang patut ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan Pasal 106 KUHP tentang makar," ujar Kapolres.

Dia menjelaskan aksi tersebut yang digelar sekitar pukul 11.30-12.00 WIT di terminal Wosi. Aksi diawali kegiatan ibadah dan dilanjutkan dengan orasi-orasi hingga pembentangan bendera bintang kejora.

"Anggota kami sudah mengimbau tetapi himbauan tersebut tidak diindahkan sehingga dilakukan tindakan penegakan hukum pembubaran paksa hingga mengamankan 15 orang tersebut," ujar Kapolres.

Pascapembubaran paksa hingga penangkapan 15 orang dalam aksi WPNG di terminal Wosi, situasi keamanan wilayah kota Manokwari aman terkendali.

Parasian mengimbau masyarakat Manokwari agar tidak terpancing isu provokatif dan tetap beraktivitas seperti biasa

"Sampai Minggu malam situasi Manokwari aman terkendali, masyarakat dapat melaksanakan aktivitas seperti biasa dan tidak mudah terhasut berbagai isu provokatif," ujar Kapolres. (antara/jpnn)


Aksi diawali kegiatan ibadah dan dilanjutkan dengan orasi-orasi hingga pembentangan bendera bintang kejora yang dianggap bertentangan dengan ideologi NKRI.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News