15 Panduan Hidup Positif, Praktis, dan Produktif di Ruang Digital

15 Panduan Hidup Positif, Praktis, dan Produktif di Ruang Digital
Pegiat literasi digital sepanjang 2021 telah menghasilkan 15 karya modul dan buku tentang literasi digital. Foto: Dok. Digital Makara Project

"Inilah yang kemudian mengilhami kami untuk membuat modul literasi digital dalam berbagai bahasa daerah. Kami percaya, dengan kedekatan materi dengan latar belakang sosio kultural, pesan akan lebih mudah ditangkap dan dilakoni," kata Devie yang juga Pembina Komunitas Mahasiswa Fact Checker UI.

Pengajar dan peneliti tetap Vokasi UI itu mengatakan modul dan buku ini diproduksi sebagai bagian dari upaya melakukan vaksinasi bagi masyarakat, agar imun dari virus kebencian di dunia maya misalnya, akibat beredarnya berbagai berita bohong di ruang digital.

"Dalam studi yang dilakukan oleh kami tahun 2020 lalu, ditemukan bahwa, sebagian masyarakat saja, merasa bahwa media sosial adalah media yang memiliki jurnalis atau wartawan. Sehingga ketika berita bohong beredar di media sosial, masyarakat pun berpikir itu adalah kebenaran, karena mereka berkeyakinan bahwa media sosial juga institusi media yang profesional, karena merupakan media atau seperti kantor berita,” kata Devie Rahmawati.

Koordinator Literasi Digital sekaligus Wakil Ketua GNLD Siberkreasi Rizky Ameliah menambahkan siberkreasi sebagai wadah kolaborasi lebih dari 119 institusi dan komunitas pegiat literasi digital.

Semenjak 2017, bersama Kominfo, membangun Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pendidikan dan pengalaman masyarakat di dunia digital.

"Awal tahun 2021, Siberkreasi bersama Japelidi dan Kominfo telah meluncurkan empat modul literasi digital (ketrampilan, keamanan, etika dan budaya), yang kemudian sudah disampaikan kepada lebih dari 12.500.000 masyarakat lewat pelatihan Makin Cakap Digital. Tentu saja, modul-modul tersebut perlu diperluas dan diperkuat dengan kehadiran modul atau panduan teknis lainnya, agar masyarakat digital Indonesia yang berdaya dapat terwujud,” ujarnya.

“Berbagai materi ini dapat diperoleh masyarakat secara gratis di literasidigital.id. Kami ingin, siapapun tanpa terkecuali dapat memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sama. Karena pada tahun 2024, Kementerian Kominfo dan Siberkreasi berharap minimal 50 juta masyarakat sudah terliterasi digital,” sambung Rizky Ameliah, yang akrab dipanggil Kiki.

Co – Founder Digital Makara Project (DMP) Mila Viendyasari menambahkan pihaknya bergotong royong menghasilkan 15 modul dan buku ini, yang isinya dimaksudkan memberikan panduan sederhana yang dapat dengan mudah diikuti oleh berbagai kalangan baik di perkotaan maupun pedesaan.

Sejumlah pegiat literasi digital sepanjang 2021 telah menghasilkan 15 karya modul dan buku tentang literasi digital.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News