18 Penduduk Lereng Gunung Ile Api Ditemukan Meninggal Dunia

18 Penduduk Lereng Gunung Ile Api Ditemukan Meninggal Dunia
Alat berat eksavator melakukan pencarian korban hilang dalam peristiwa tanah longsor di Gunung Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Sabtu (10/4). Foto: ANTARA/Andi Firdaus

jpnn.com, LEMBATA - Sebanyak 18 dari total 26 warga yang hilang saat terjadi tanah longsor di lereng gunung api Ile Aii, Desa Waimatan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan dalam kondisi meninggal.

"Saat ini tinggal delapan lagi dalam pencarian," kata Camat Ile Ape Timur Niko Watun di Lembata, Sabtu (10/4).

Laporan tersebut dihimpun berdasarkan proses pencarian oleh warga bersama Tim Gabungan Basarnas dan Satuan Polisi Satwa Mabes Polri hampir sepekan terakhir sejak kejadian pada Minggu (4/4).

Niko mengatakan, bencana tanah longsor di wilayah itu melanda tiga desa di lereng Gunung Ile Ape, yakni Waimatan, Lamagute, dan Lamawolo.

Jumlah korban meninggal dunia terbanyak berada di Desa Waimatan. Sementara tiga lainnya yang juga meninggal dunia berada di Desa Lamawolo.

Persitiwa itu terjadi, menurut Niko, akibat masyarakat di Desa Waimatan cenderung mengacuhkan peringatan dini yang di sampaikan kecamatan melalui pesan WhatsApp group warga, beberapa jam sebelum peristiwa itu terjadi.

"Karena warga Waimatan merasa desanya jauh dari jalur sungai yang ada di Dusun Kelar, sehingga mereka pikir tanah tidak turun ke kampung mereka. Saat itu malam Paskah juga, sehingga mereka tidur lelap," katanya.

Niko mengatakan, musibah yang terjadi sekitar pukul 02.00 WITA itu juga mengakibatkan 900 lebih penduduk di tiga wilayah itu kehilangan tempat tinggal.

Sebanyak 18 dari total 26 warga yang hilang saat terjadi tanah longsor di lereng gunung api Ile Aii, NTT, ditemukan dalam kondisi meninggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News