18 PT Katolik Akan Jadi PTN

18 PT Katolik Akan Jadi PTN
18 PT Katolik Akan Jadi PTN
Pentingnya menegerikan PTAKS itu, kata Semara, demi keberlangsungan lembaga pendidikan itu sendiri dan masyarakat yang terlibat secara langsung. Baik mahasiswa maupun tenaga pengajar. Sebab, tidak semua yayasan memiliki kemampuan finansial dan manajerial yang kuat untuk membuatnya tetap terlaksana dengan baik. ''Sedangkan, negara punya wewenang, berhak memberikan perlindungan kepada warga negara. Saya rasa dengan menegerikan sekolah ini berarti pemerintah memberikan perlindungan. Bukan hanya perlindungan kepada sekolah, tetapi juga masyarakat pada umumnya," tuturnya.

Meski sulit, Semara yakin ada satu PTAKS yang berubah menjadi PTN pada tahun ini. Secara bertahap, menurut dia, jika salah satu sudah berhasil, pemilik dan pengelola PTAKS yang lain akan menyadari pentingnya itu. ''Step by step lah. Saya kira tahun ini satu dulu,'' ucapnya.

Beberapa PTAKS yang diupayakan menjadi PTN itu, antara lain, dua di Sumatera (salah satu di antaranya, Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura), satu di Nias, dua di Palangkaraya (salah satu di antaranya, ST Tahasak Danum Pambelum), satu di Pontianak (ST Santo Agustinus), satu di Samarinda (ST Kateketik Pastoral Katolik Bina Insan), satu di Semarang (ST Pastoral Kateketik Santo Fransiskus), Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang, dan Sekolah Tinggi Don Bosco di Tomohon.

Dirjen Bimas Katolik mencatat, dari 18 PTAKS itu terdapat 518 tenaga pengajar, baik berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS. Mahasiswa tercatat 7.852 orang. Data 2012, tercatat umat Katolik di Indonesia 8,9 juta jiwa. (gen/c4/nw)

JAKARTA - Sebanyak 18 perguruan tinggi agama Katolik swasta (PTAKS) sedang diupayakan untuk menjadi perguruan tinggi negeri (PTN). Transformasi itu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News