2 Juta Orang Mati Setiap Tahun Akibat Polusi Udara

2 Juta Orang Mati Setiap Tahun Akibat Polusi Udara
2 Juta Orang Mati Setiap Tahun Akibat Polusi Udara

jpnn.com - DI beberapa kota besar di dunia polusi udara menjadi masalah yang kian mengerikan. Bahkan polusi diklaim telah membunuh lebih dari 2 juta jiwa setiap tahun di seluruh dunia.

Dan kira-kira 470.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh kerusakan lapisan ozon yang akibat ulah manusia itu sendiri. Disisi lain, perubahan iklim ternyata hanya memiliki efek minimal terhadap polusi udara.

Rata-rata dari mereka meninggal dunia akibat menghirup racun dalam bentuk partikel kecil di udara tercemar, baik yang ada di dalam maupun di luar ruangan.

Peneliti dari University of North Carolina memperkirakan bahwa sekitar 2,1 juta orang meninggal akibat lonjakan polusi udara partikulat (PM10). Partikel PM10 ini adalah partikel berbahaya berukuran kurang dari 10 mikrometer. Partikel yang hidup di udara kotor ini masuk ke paru-paru dan pembuluh darah, dan dapat memicu penyakit jantung, kanker paru-paru, asma, dan infeksi pernafasan akut.

"Tingkat polusi di berbagai negara seperti di Tiongkok, India dan negara-negara lain di Asia sangat tinggi dan efeknya terhadap kesehatan juga dahsyat," kata penulis studi dari University of North Carolina, Jason Barat, seperti yang dilansir laman Post Jagran, Kamis (5/9).

Perubahan iklim telah mengakibatkan 1.500 kematian akibat kerusakan lapisan ozon, dan 2.200 kematian akibat polusi udara partikulat setiap tahun.

Menurut para peneliti, perubahan iklim dapat mempengaruhi polusi udara dalam banyak cara. Misalnya, curah hujan dapat menentukan kapan polutan menumpuk. Meningkatnya suhu juga dapat meningkatkan emisi senyawa organik dari pohon, yang bereaksi di atmosfer dan membentuk ozon dan partikel halus. (fny/jpnn)


DI beberapa kota besar di dunia polusi udara menjadi masalah yang kian mengerikan. Bahkan polusi diklaim telah membunuh lebih dari 2 juta jiwa setiap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News