250 Orang Keracunan Makan Ikan Tongkol, Ternyata Ini Penyebabnya

250 Orang Keracunan Makan Ikan Tongkol, Ternyata Ini Penyebabnya
Warga keracunan makan ikan tongkol. Foto: Pojokpitu

Sementara itu Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jember Murtadlo mengatakan ikan tongkol yang dikonsumsi oleh sebagian besar warga yang mengalami keracunan adalah jenis tikus yang berwarna lebih hitam dibandingkan ikan tongkol lainnya.

"Ikan tongkol jenis itu mampu bertahan di udara terbuka sekitar 3-4 jam saja, sehingga apabila lebih dari 4 jam maka kandungan histaminnya akan meningkat dan kalau dibiarkan maka akan menyebabkan keracunan pada orang yang mengonsumsinya," tuturnya.

Dia mengatakan kemungkinan masyarakat yang membeli ikan tongkol di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger datang ke lokasi pada pagi hari.

Kemudian ikan tersebut tidak disimpan dalam ruang pendingin atau frezzer lemari es dan biasanya acara bakar ikan dilaksanakan diatas pukul 21.00 WIB, bahkan menjelang tengah malam.

"Ikan tongkol jenis tikus itu daya tahan tingkat kesegarannya untuk layak dikonsumsi maksimal 4 jam, namun daya tahannya bisa lebih lama ketika disimpan dalam cold storage atau freezer lemari es," ujarnya.

Murtadho mengatakan ikan tongkol yang dibeli dan dikonsumsi masyarakat dibiarkan di ruangan terbuka dengan suhu diatas 6 derajat, sehingga kandungan histamin akan meningkat yang menjadi racun, sehingga membuat warga merasakan gatal-gatal, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi ikan tongkol itu. (antara/jpnn)

Sebagian besar pasien korban keracunan makan ikan tongkol keluhannya diawali dengan gatal dan panas dalam tubuh serta pusing,


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News