250 Remaja Jepang Bunuh Diri di 2018, Apa Penyebabnya?

250 Remaja Jepang Bunuh Diri di 2018, Apa Penyebabnya?
Tali untuk gantung diri. Ilustrasi: DH Illustration

jpnn.com, TOKYO - Angka bunuh diri di Jepang masih tinggi. Yang menyedihkan, korbannya makin muda. Kementerian Pendidikan melaporkan bahwa tahun ini jumlah remaja yang bunuh diri mencatatkan rekor tertinggi dalam tiga dekade terakhir.

"Tingginya angka bunuh diri siswa menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan dan harus segera diatasi," tegas Noriaki Kitazaki, pejabat Kementerian Pendidikan Jepang, kepada Reuters kemarin (5/11).

Sampai akhir Maret lalu, ada 250 remaja yang mengakhiri hidupnya dengan tragis. Seluruhnya berumur di bawah 18 tahun.

Meski masa depan menjadi penyebab utama kasus bunuh diri remaja, ada banyak faktor lain yang juga memicu mereka mengambil jalan pintas. Di antara 250 kasus bunuh diri, penyebab 140 kasus tidak diketahui.

Direktur Japan Support Center for Suicide Countermeasures (JSSC) Yutaka Motohashi menyatakan, mengungkap penyebab bunuh diri remaja -termasuk anak-anak- sulit. "Biasanya, mereka tidak meninggalkan pesan," terangnya sebagaimana dilansir Japan Today.

Karena itu, menurut Motohashi, mencegah bunuh diri anak dan remaja sangat sulit. Diperlukan sistem yang bisa mendeteksi perilaku remaja yang rentan bunuh diri. (sha/c14/hep)


Angka bunuh diri di Jepang masih tinggi. Yang menyedihkan, korbannya makin muda.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News