27 Persen Lansia di Indonesia Terkena Osteoartritis

27 Persen Lansia di Indonesia Terkena Osteoartritis
Dokter Spesialis Ortopeadi di di RS Siloam TB Simatupang, dr Dwi Purnomo Setyo Budi SpOT. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penderita Osteoartritis di Indonesia setiap tahun terus bertambah. Menurut dr Dwi Purnomo Setyo Budi SpOT, 12 persen dari populasi wanita Indonesia berusia di atas 65 tahun menderita penyakit tersebut. Sedangkan laki-laki sebanyak 15 persen dari populasinya (di atas 65 tahun).

Osteoartritis merupakan penyakit yang berkaitan dengan kerusakan tulang rawan sendi. Penyakit ini bisa menyerang semua persendian tapi terbanyak di sendi lutut dan pergelangan kaki.

"Osteoartritis kebanyakan dialami para lansia usia 65 tahun ke atas. Namun, tidak semua lansia kena penyakit ini, tergantung gaya hidupnya,” kata dokter spesialis Ortopeadi di RS Siloam TB Simatupang ini dalam seminar kesehatan mengenai Osteoartritis di Jakarta, Sabtu (26/8).

Dia menyebutkan penyebab utama penyakit ini adalah karena proses penuaan, traumatis, badan gemuk, dan faktor genetik. Orang tua gemuk lebih cepat diserang Osteoartritis.

Sedangkan yang badannya kurus, sangat jarang kena Osteoartritis, kecuali pernah mengalami trauma. Semisal kecelakaan yang membuat cidera pada persendian. Ketika usia di atas 65 tahun, Osteoartritis bisa menyerang.

Adapun gejala klinisnya nyeri saat beraktivitas, pembengkakan, kaku, gangguan pergerakan, sendi bengkok seperti huruf O atau X.

"Nyeri biasanya terjadi pada malam hari atau saat bangun pagi susah berdiri karena sendiri lututnya nyeri dan kaku," ujarnya.

Untuk pengobatannya menurut Dokter Dwi, bisa dengan obat (oles, oral), injeksi ke dalam tulang, fisioterapi, dan bedah. Selain itu para penderita Osteoartritis disarankan menghindari naik turun tangga, berjalan terlalu jauh, berdiri terlalu lama, dan mengonsumsi jeroan.(esy/jpnn)


Jumlah penderita Osteoartritis di Indonesia setiap tahun terus bertambah. Menurut dr Dwi Purnomo Setyo Budi SpOT, 12 persen dari populasi wanita


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News