4 Tewas, Delapan Orang Terkubur 18 Jam Lebih

4 Tewas, Delapan Orang Terkubur 18 Jam Lebih
KEGAGALAN KONSTRUKSI: Proses menolong korban runtuhnya rukan tiga lantai yang terdiri atas 17 petak di Jalan Ahmad Yani, kompleks Cenderawasih Permai, Samarinda, Selasa. Foto: Jamri Lex/Kaltim Pos/JPNN

jpnn.com - SAMARINDA – Jerit menyayat hati terdengar dari balik reruntuhan rumah kantor (rukan) di kompleks Cenderawasih Permai, Kelurahan Temindung Permai, Sungai Pinang, Samarinda. Peristiwa ambruknya rukan berukuran 103 x 15 meter Selasa pagi itu (3/6) mengakibatkan sedikitnya 4 orang tewas, 9 luka-luka, dan 8 masih terjebak di reruntuhan.

Rukan tersebut ambruk pada pukul 06.25 Wita kemarin. Dari 84 pekerja, 14 orang di antaranya tertimpa material. Tamborianto, salah seorang pekerja, menceritakan bahwa dirinya baru saja mengecor lantai 3 rukan.

Pekerjaan dimulai Senin (2/6) pukul 19.00 Wita hingga Selasa pukul 05.00. Selepas bekerja, tiba-tiba adiknya melaporkan ada tiang yang bergetar. ”Saya langsung suruh adik saya menyelamatkan diri. Belum lima menit, sudah runtuh,” ucap Tamborianto.

Petugas penyelamat kesulitan untuk mengangkat beton secara manual. Reruntuhan yang rapuh pun membuat tim penyelamat ekstrahati-hati agar korban tidak semakin terjepit. Warga yang ingin menonton penyelamatan juga membuat para petugas kerepotan.

Korban selamat yang berhasil dipindahkan kemarin siang antara lain adalah Paiman, 49. Posisinya diketahui setelah mengirim pesan pendek kepada seorang buruh yang selamat. ”Saya masih hidup, tolong saya,” bunyi pesan pendek yang juga terus dia teriakkan selama terjebak. Pukul 14.35, ketika takbir dikumandangkan tim penyelamat, Paiman ditemukan dan diangkat. Dia segera dibawa ke rumah sakit.

Korban selamat yang terakhir dievakuasi adalah Suyaji, 32. Bisikan Allahu Akbar dari bibirnya terdengar tim penyelamat yang terus mencari korban di bawah puing-puing.

”Kami bertanya bagaimana kondisi korban di bawah,” ucap seorang anggota tim penyelamat dari Badan SAR Nasional. Suyaji menjawab, dirinya bersama beberapa orang yang lain.

”Tapi, sepertinya mereka sudah meninggal. Tangan mereka sudah dingin dan tak bergerak,” kata Suyaji dari dalam lubang. Setelah 13 jam terjebak, dia pun dikeluarkan dengan menderita patah tulang kaki kanan dan cedera dada.

SAMARINDA – Jerit menyayat hati terdengar dari balik reruntuhan rumah kantor (rukan) di kompleks Cenderawasih Permai, Kelurahan Temindung Permai,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News