5 Catatan YLKI untuk Pemerintah
jpnn.com - JAKARTA – Ketika pemerintah menaikkan harga BBM selalu diikuti oleh naiknya seluruh biaya kehidupan masyarakat. Pemerintah, menurut Ketua Harian YLKI Tulus Abadi, berdalih naiknya seluruh komponen biaya hidup adalah sebagai efek dari naiknya harga BBM.
“Anehnya, saat harga BBM diturunkan pemerintah tapi tidak pula diikuti oleh turunnya harga kebutuhan pokok. Sementara pemerintah juga tidak serius menyelesaikannya," kata Tulus, di Jakarta, Minggu (3/4).
Fakta tersebut ujar Tulus, adalah bukti bahwa pasar Indonesia ini sakit dan wajib bagi pemerintah untuk mengintervensinya sebagai upaya untuk menyehatkannya.
Karena itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan lima catatan untuk pemerintah.
"Pertama, pemerintah jangan hanya menurunkan harga BBM, tanpa ada upaya serius untuk memperbaiki rantai distribusi BBM, khususnya di luar Pulau Jawa. Sebab, di luar Pulau Jawa, persoalannya bukan hanya soal harga, tetapi juga rantai distribusi yang panjang, karena minimnya infrastruktur (SPBU). Akibatnya, masyarakat di luar Pulau Jawa, apalagi di remote area, masih membeli BBM jauh di atas harga resmi," ujar Tulus.
Kedua, turunnya harga BBM seharusnya diikuti dengan perbaikan kualitas BBM. Jadikan momen turunnya harga BBM untuk memperbanyak volume BBM dengan RON yang lebih tinggi.
"Bandingkan dengan Malaysia yang saat ini memasok BBM dengan RON 95. Sedangkan di Indonesia lebih dari 85 persen masih dipasok dengan BBM dengan RON 88 (premium). Sementara standar minimal Euro adalah Euro 2, dengan RON 92," ungkapnya.
Ketiga, turunnya harga BBM juga musti dijadikan momentum untuk meningkatkan cadangan volume BBM yang saat ini hanya cukup 19 hari. Bandingkan dengan negara-negara ASEAN, termasuk Myanmar, yang cadangan BBM-nya cukup untuk tiga bulan. Bahkan Jepang dan Korea cadangan BBM-nya cukup untuk 4 (empat) bulan.
JAKARTA – Ketika pemerintah menaikkan harga BBM selalu diikuti oleh naiknya seluruh biaya kehidupan masyarakat. Pemerintah, menurut Ketua Harian
- Harga Gula Pasir Makin Tinggi, Barang Menghilang
- Penuhi Kebutuhan Gula Masyarakat, PT SGN Segera Giling Tebu Petani
- PIS Sukses Tekan Emisi Karbon 25,4 Ribu Ton Setara CO2
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
- Bea Cukai Tanjung Priok Layani Ratusan Importir dan Eksportir Berstatus Mitra Utama
- Rasio Kredit Berisiko LB Bank Turun di Bawah 35 Persen, Ini Penyebabnya