5 Fakta soal Bisnis Alat Tes PCR yang Menyeret Nama Luhut Binsar

5 Fakta soal Bisnis Alat Tes PCR yang Menyeret Nama Luhut Binsar
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan soal keterlibatannya dalam bisnis alat tes PCR. Foto: Ricardo/JPNN.com

Jodi menegaskan hingga saat ini idak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya.

3. Untung GSI untuk amal

Keuntungan GSI justru banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, termasuk di Wisma Atlet.

"Menko Luhut selama ini juga selalu mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau untuk masyarakat," kata dia.

Jodi lebih lanjut mengatakan ketika kasus menurun, Luhut juga menjadi pihak yang mendorong penggunaan tes antigen.

4. PT GSI tak punya kerja sama dengan BUMN

GSI juga tidak pernah kerja sama dengan BUMN maupun mendapatkan dana dari pemerintah. Justru PT. GSI berinisiatif melakukan genome sequencing secara gratis utk membantu Kementerian Kesehatan.

“Partisipasi dari pak Luhut di GSI ini adalah bagian dari upaya yang bisa dilakukan untuk membantu penanganan pandemi pada masa-masa awal dulu, selain juga berbagai donasi pemberian alat-alat tes PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus,” lanjut Jodi.

Jodi menambahkan, Menko Luhut selama ini memang kerap memberikan bantuan untuk berbagai kepentingan pengembangan Sumber Daya Manusia serta Research and Development di berbagai bidang.

"Untuk Nusantic, salah satu startup di bidang bioscience, untuk mengembangkan reagen PCR buatan anak bangsa yang saat ini telah mulai diproduksi oleh Biofarma," kata dia.

Publik geger lantaran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memiliki bisnis dibidang penyediaan alat tes PCR.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News