50 Persen Kejahatan Terungkap Berkat CCTV
jpnn.com - MASIH ingat kasus perampokan rumah mewah di Surabaya Barat dengan kerugian miliaran rupiah dua tahun lalu? Pelakunya adalah penjahat antarpulau. Meski sudah berada di seberang lautan, pelakunya dapat ditangkap Unit Resmob Polrestabes Surabaya. Kuncinya adalah rekaman closed circuit television (CCTV) yang terpasang di tempat parkir sebuah mal.
Berdasar rekaman itu, polisi berhasil mengetahui pelaku ketika masuk ke lokasi parkir mal tersebut. Waktu itu pelaku hendak membeli alat yang digunakan untuk merampok. Pelat nomor kendaraan milik penjahat juga bisa dideteksi. Dengan gambar tersebut, wajah pelaku akhirnya berhasil diidentifikasi.
Kamera pengawas saat ini menjadi kunci pengamanan. Tidak hanya di pergudangan dan perkantoran, tapi juga perkampungan yang sering menjadi sasaran penjahat. Ketika ada tindak kriminalitas, satu alat yang paling dicari polisi adalah kamera CCTV. Sayang, belum semua orang sadar pentingnya CCTV. Indikasinya, masih banyak tempat strategis yang belum memasang kamera pemantau itu.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete menegaskan, kamera CCTV sangat penting untuk mengungkap kejahatan. ”Awalnya kami menganggap itu hanya pendukung. Tapi, fungsinya sangat penting, bahkan terkadang menjadi petunjuk utama,” katanya.
Berdasar analisis yang dilakukannya, 50 persen kasus kejahatan bisa terungkap berkat bantuan CCTV. Berdasar rekaman itu, polisi mendapat gambaran pelaku. Mulai ciri-ciri fisik, jumlah personel, sampai modus yang dipakai. Dengan memperhatikan temuan itu, petugas bisa langsung memetakan penjahat yang telah beraksi tersebut.
Dia mencontohkan kasus pembunuhan sopir taksi Blue Bird di Jalan Kalisosok beberapa waktu lalu. Polisi sempat kesulitan karena bukti yang ditemukan di lokasi kejadian sangat minim. Sebab, pelaku tidak meninggalkan jejak apa pun.
Namun, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku dari lima kamera CCTV yang terpasang di dua pintu gudang dekat lokasi kejadian. Selain itu, ada tiga CCTV di sebuah pusat perbelanjaan. ”Pelakunya sudah tergambar, tapi keberadaannya masih dicari,” jelasnya.
Perwira dengan dua melati di pundak itu menyayangkan karena ada sejumlah tempat strategis yang mengabaikan CCTV. Dia kemudian menyebut nama sebuah mal di Surabaya. Di tempat tersebut, jumlah kamera pengawas sangat minim. Bahkan, kualitas gambar kamera yang terpasang sangat buruk.
MASIH ingat kasus perampokan rumah mewah di Surabaya Barat dengan kerugian miliaran rupiah dua tahun lalu? Pelakunya adalah penjahat antarpulau.
- Pendaftaran PPPK 2024: Ini Hasil Verval Data Honorer, Resmi dari BKN
- Menteri Singgung soal Honorer jadi PPPK Part Time, Oh Non-Database BKN
- HUT ke-44 Dekranas, Parade Mobil Budaya Pecahkan Rekor MURI
- 5 Berita Terpopuler: Info Penting, Lulusan SMA Berpeluang dalam CPNS & PPPK 2024, tetapi Honorer Non-Database BKN Siap-Siap
- Bank DKI dan Perumda Pasar Pakuan Jaya Berikan Kredit Kepemilikan Tempat Usaha
- UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045