772 Ribu Warga Australia Jadi Korban Pencurian Identitas

Sekitar 772 ribu warga Australia menjadi korban pencurian identitas dengan tingkat kerugian rata-rata 4 ribu dolar (sekitar Rp 40 juta) perorang sepanjang tahun 2014.
Demikian diungkapkan Veda, sebuah lembaga kredit, yang meneliti masalah ini kepada ABC.
Dijelaskan bahwa informasi personal yang dicuri secara online telah disalahgunakan oleh pelaku cybercrime untuk mendapatkan keuntungan miliar dolar setiap tahunnya.
Salah seorang korban bernama Rhonda, mengaku ia tadinya tidak mengira akan menerima SMS dari bank yang menanyakan apakah benar ia telah mengubah nomor teleponnya.
"SMS itu meminta agar saya segera melapor jika tidak pernah mengubah nomor telepon," jelasnya.
Setelah itu, Rhonda langsung ke ATM terdekat untuk mengecek jumlah tabungannya. "Saya baru sadar uang saya sekitar 6 ribu dolar tinggal 1 dollar yang tersisa," katanya.
Rhonda mengatakan, sebelumnya pelaku berhasil mengakes nama lengkap dan tanggal lahir Rhonda termasuk informasi mendasar lainnya setelah pelaku mencuri surat di kotak surat depan rumahnya.
"Mereka mencuri surat-surat saya dan berhasil mendapatkan informasi mendasar untuk mengakses akun bank saya," jelasnya.
Sekitar 772 ribu warga Australia menjadi korban pencurian identitas dengan tingkat kerugian rata-rata 4 ribu dolar (sekitar Rp 40 juta) perorang
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya