8 Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Pengamat Bilang Begini

8 Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Pengamat Bilang Begini
Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dok. Partai Golkar

Apalagi dari pengalaman terdahulu, banyak caleg yang tidak dikenal pemilih, dan sulit didapatkan informasi tentang dirinya.

Namun, sekarang ini di era digital dan media sosial, siapapun bisa dikenal, dan didapatkan informasinya.

“Tentu medsos jadi chanel yang efektif hari ini,dia mudah, gratis dan cepat menyebarkan info cepat. Itu jadi metode kampanye yang efektif apalagi bagi mereka yang terbatas finansial, dan di medsos bisa berinteraksi,” ungkap dia.

Aktif di media sosial, parpol, caleg harus waspada dengan adanya disinformasi, atau hoaks.

“Sekarang bagaimana tentu sebagai pemilih publik, paparan informasi bagaimana penyelenggaraan pemilu dan caleg bisa info yang resmi bisa sampai ke pemilih,“ tegas Khairunnisa.

Lalu untuk politik uang, baik sistem proporsional terbuka maupun tertutup rentan dengan hal ini.

Bedanya, dalam sistem proporsional terbuka, uang bisa beredar pemilih dan kandidat. Sementara pada sistem proporsional tertutup, bisa berupa suap untuk menentukan nomor urut partai.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Sebanyak delapan partai politik (parpol) melakukan konsolidasi terkait pernyataan sikap menolak sistem pemilu proporsional tertutup.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News