80 Ribu Pekerja PPK di Jawa Timur Kehilangan Pekerjaan

80 Ribu Pekerja PPK di Jawa Timur Kehilangan Pekerjaan
Petani panen di sawah. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, JAWA TIMUR - Puluhan ribu pekerja Penggilingan Padi Kecil (PPK) di wilayah Jawa Timur terpaksa harus berhenti bekerja karena tidak mampu bersaing dengan pengusaha besar.

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jawa Timur, Hendra Tan mengatakan saat ini PPK di wilayahnya harus mati suri karena kalah bersaing dengan pengusaha Penggilingan Padi Besar (PPB).

“Penggilingan padi kecil mati suri karena tidak mampu bersaing dengan penggilingan padi besar,” katanya, Sabtu (23/12).

Menurut Hendra, PPK hanya mampu membeli padi petani di bulan tertentu, seperti Februari - Mei. Pasalnya di periode tersebut para petani di seluruh tanah air tengah melaksanakan panen raya.

“Biasanya harga gabah di periode Februari - Juli tidak terlalu mahal dan cenderung stabil. Jadi pemilik penggilingan padi kecil mampu beli gabah,” katanya.

Pada perioda Agustus - November dengan gabah yang umumnya terbatas, justru dijadikan pengusaha besar untuk mengambil untung besar. Caranya dengan membeli gabah petani dengan harga tinggi tapi menghindar saat harga gabah rendah bulan februari - Juli

Hendra mengatakan, petani umumnya cenderung menjual gabah ke PPB karena dibeli dengan tinggi. Namun akibatnya akan berpengaruh pada melonjaknya harga beras di pasaran.

“Pengusaha besar swasta mampu beli gabah petani dengan harga tinggi dan nanti beras yang akan dijual tentu jadinya mahal. Dan para pemilik penggilingan padi kecil akhirnya mati suri karena modalnya kecil. Jadi di periode ini mereka mati suri,” jelasnya.

Puluhan ribu pekerja Penggilingan Padi Kecil (PPK) di wilayah Jawa Timur terpaksa harus berhenti bekerja karena tidak mampu bersaing dengan pengusaha besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News