9.965 Hektare Lahan Pertanian Rusak Akibat Erupsi Gunung Sinabung

9.965 Hektare Lahan Pertanian Rusak Akibat Erupsi Gunung Sinabung
Gunung Sinabung saat erupsi besar, Rabu (2/8/2017) pagi. Foto: sumutpos/jpg

“Banjir lahar akan terjadi kalau hujan deras, sekarang kan masih musim kemarau. Kemarin memang turun hujan, tapi intensitasnya sedang,” katanya.

Meski begitu, Armen tetap mengimbau warga yang bermukim di dekat hulu sungai yang berhulu ke Sinabung untuk tetap waspada. Karena jika hujan deras, potensi terjadinya banjir lahar ini masih sangat besar.

Hal senada juga dikatakan Kalak BPBD Karo, Martin Sitepu.

“Banjir lahar terjadi kalau hujan deras, sekarang kan lagi musim kemarau. Disinggung, apakah pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lapangan terkait kemungkinan jebolnya bendungan Lau Borus, Martin Sitepu menanggapi hal tersebut dengan santai. “Ah,nggak ada itu,” tandasnya.

Pantauan di lapangan, warga Tanah Karo sudah beraktivitas seperti biasa. Kota Kabanjahe dan Berastagi yang sebelumnya mengalami kondisi terparah juga sudah terlihat bersih. Volume ketebalan abu sudah habis terkikis guyuran hujan.

“Untunglah semalam hujan,jadi dampak abu ini tidak terlalu menggaggu lagi,”kata Adi, salah seorang warga Kabanjahe.

Meski Sinabung tak erupsi lagi, namun pihak PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan – Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara – Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara – Timur gunung Sinabung.

Hingga saat ini masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di 8 pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Lainnya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi.

Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sudah kembali tenang, sehari setelah erupsi dahsyat disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News