Ada Tradisi Tebah Saat Berwisata Religi di Makam Kadilangu Sunan Kalijaga

Ada Tradisi Tebah Saat Berwisata Religi di Makam Kadilangu Sunan Kalijaga
Menteri Pariwisata Arief Yahya. Foto: Kemenpar

“Kami tidak menarik karcis masuk, namun mereka kami persilahkan untuk bersedekah seiklasnya,” jelasnya.

Selama puasa makam tetap buka sepanjang hari. Hanya saja kebanyakan pengunjung makam bukan lagi peziarah umum. Melainkan para santri dari pondok-pondok pesantren di sekitar Demak yang melakukan khataman dan baca Quran di area makam.

“Usai salat Ashar diikuti dengan mengaji dan baru selesai setelah waktu buka puasa tiba,” jelasnya.


Tradisi Tebah

Yang menarik, saat menjelang bulan puasa, di kompleks makam Kadilangu diadakan Tradisi Tebah. Tradisi Tebah adalah sebuah tradisi turun temurun dimana para ahli waris maupun pengurus makam lainnya melakukan bersih-bersih di kompleks makam. Diawali dengan suara kenthongan.

Bunyi alat tradisional itu menjadi penanda akan dimulainya Tradisi Tebah. Tradisi ini diawali dengan pisowanan dalam di Cungkup Ageng makam Sunan Kalijaga yang dilakukan oleh orang-orang tertentu. Setelah itu, barulah dilanjutkan membersihkan area di luar Cungkup Ageng.

"Tidak semua orang bisa masuk dan membersihkan di dalam Cungkup Ageng, hanya orang-orang yang sudah dipilih saja bisa masuk ke dalamnya," jelas juru kunci keturunan Sunan Kalijaga ke-14 itu.

Setelah sebulan penuh menjalankan puasa, para pengurus makam ini saat lebaran pertama atau tanggal 1 Syawal mengadakan Hajatan Caos Dahar. Caos Dahar (menyediakan makan.red) ini sendiri dilakukan setelah sholat Ied dan diadakan di dalam komplek makam bersama pengurus makam dan para karyawan.

Benar, apa yang diduga Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Wisata Religi atau Wisata Ziarah di Pesona Ramadan ini semakin hidup di semua tempat-tempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News