Ada yang Positif di Masa Pandemi Terkait Ibu Menyusui

Ada yang Positif di Masa Pandemi Terkait Ibu Menyusui
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Antaranews

Faktor lainnya, tidak memadainya dukungan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk konseling ibu menyusui (akibat kebijakan PSBB selama pandemi) (10 persen) dan kurangnya dukungan suami dan keluarga (7 persen).

menyusui di masa pandemi
Ray mengatakan, tak ada bedanya menyusui di masa pandemi COVID-19 dengan sebelum pandemi. Ibu tetap harus memperhatikan aspek hygiene, termasuk alat pompa ASI (jika menggunakannya misalnya karena tidak bisa memberikan ASI langsung).

Kemudian, bagi ibu yang terkonfirmasi positif, sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetap harus memberikan ASI untuk bayi mereka.

Hal senada juga menjadi anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang memprioritaskan pemberian ASI tidak secara langsung melainkan memanfaatkan pompa ASI.

"WHO tegas menyatakan masa pandemi COVID-19, tidak ada alasan stop menyusui. IDAI juga sudah memberikan rekomendasi ASI tetap bisa dilanjutkan. IDAI bilang (memanfaatkan) pompa dulu (untuk menjaga jangan sampai droplet ibu sampai ke bayi," kata Ray.

Dia mengingatkan, ASI bukan media penularan COVID-19. Sekitar 20 penelitian di seluruh dunia menyatakan, tidak ada virus SARS-CoV-2 ditemukan dalam ASI.

Ibu menyusui yang positif COVID-19 juga tetap harus melakukan isolasi mandiri sesuai anjuran dokter (untuk gejala ringan dan sedang) dan memanfaatkan fasilitas kesehatan jika gejala yang dialami berat.

"Herbal medicine berkeliaran jangan sembarangan, tetap harus konsultasi ke dokter," kata Ray.

Di tengah pandemi COVID-19 ternyata ada hal yang positif di antaranya terkait ibu menyusui.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News