Adaptasi Perubahan Iklim, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Dedi mengimbau agar seluruh pihak beradaptasi dengan perubahan iklim supaya terjadi penurunan emisi atau mitigasi. "Diperlukannya komitmen dan implementasi terhadap penerapan standar untuk aksi adaptasi mendukung peningkatan produktivitas padi dan jagung," tuturnya.
Sementara itu, narasumber MSPP, Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Agroklimat dan Hidrologi Pertanian, Rima Purnamayani mengatakan bahwa akibat perubahan iklim global, diproyeksi dalam periode 2020 – 2049 sebagian besar wilayah Indonesia panjang musim hujannya berkurang 10-20 hari, bahkan di beberapa wilayah akan makin mundur dan pendeknya musim tanam.
"Saat ini posisi sektor pertanian dalam perubahan iklim adalah sebagai korban dari perubahan iklim, sebagai sumber emisi, tetapi berpeluang berkontribusi dalam penurunan emisi atau sekuestrasi,” katanya.
Selanjutnya dampak dari perubahan iklim dalam sektor pertanian, yaitu peningkatan suhu global dan kekeringan makin sering.
"Selain terjadi kerugian ekonomi dan peningkatan musim kemarau juga perubahan fisiologis tanaman padi yang meningkatkan potensi penurunan produksi tanaman padi," imbuhnya. (*/jpnn)
Mentan Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem.
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan
- WWF ke-10 di Bali, Putu Rudana Bahas Isu Ini dengan Presiden Dewan Air Dunia
- Uni Irma Apresiasi Respons Cepat Mentan Amran Bantu Petani Korban Galodo Sumbar
- Kementan Mengajak Masyarakat Mengenali Tanah Sebelum Tanam
- Demi Swasembada Pangan, Kalsel Dukung Program Andalan Kementan
- Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Mengevaluasi Pelaksanaan Upsus di Kalsel
- Penyuluh adalah Pahlawan dan Kunci Sukses Pertanian Berkelanjutan