Aduh! Harga Emas Tergelincir, tetapi

jpnn.com, JAKARTA - Tekanan USD dan imbal hasil obligasi AS yang menguat membuat harga emas tergelincir sedikit pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Pasalnya, banyak investor melakukan aksi ambil untung setelah harga emas mencetak kenaikan tujuh hari berturut-turut dan meningkat sekitar 2,8 persen pekan lalu.
Harga emas tersebut meruapakan kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot USD 1,9 atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada USD 1.866,60 per ounce.
Akhir pekan lalu, Jumat (12/11), harga emas berjangka terdongkrak USD 4,6 atau 0,25 persen menjadi USD 1.868,50 per ounce, setelah melonjak USD 15,6 atau 0,84 persen menjadi USD 1.863,90 pada Kamis (11/11).
Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff menyebut ada beberapa aksi ambil untung secara rutin oleh pedagang berjangka jangka pendek, tetapi dia memprediksi tren kenaikan emas masih ada.
Menurut dia, harga emas telah naik sekitar USD 100 selama tujuh sesi terakhir. Hal itu tercatat sebagai kenaikan beruntun terpanjang sejak Mei.
Harga emas naik didorong oleh nilai inflasi dan lonjakan harga-harga konsumen AS. Emas sebagai sebagai lindung makin kuat ketika bank-bank sentral utama mempertahankan sikap dovish mereka terhadap suku bunga.
Tekanan USD dan imbal hasil obligasi AS yang menguat membuat harga emas tergelincir sedikit pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
- Harga Emas Antam Hari Ini 1 Mei 2025 Merosot, Berikut Daftarnya
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Harga Emas Antam, UBS, & Galeri24 Hari Ini Turun Tipis, Cek nih Daftarnya
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Harga Emas Merangkak Naik, Istana Beri Arahan Begini
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil