Aduh! Sri Mulyani Berbagi Kabar Tak Sedap soal Penerimaan Pajak

Aduh! Sri Mulyani Berbagi Kabar Tak Sedap soal Penerimaan Pajak
Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan proyeksi penerimaan pajak 2022. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia melanjutkan terdapat beberapa sektor yang mulai mengalami pemulihan seperti industri pengolahan, perdagangan serta informasi, dan komunikasi. Perimaan pajak dari sektor tersebut pun ikut terdongkrak.

Sri Mulyani memerinci untuk penerimaan pajak di sektor informasi dan komunikasi tumbuh 15,8 persen (yoy), pengolahan 5,7 persen (yoy), serta perdagangan 11,4 persen (yoy).

"Untuk sektor lainnya masih mengalami kontraksi seperti sektor konstruksi minus 16 persen (yoy), pertambangan minus 8,1 persen (yoy), jasa keuangan minus 3,9 persen (yoy), serta industri transportasi dan pergudangan minus 1,1 persen," beber Sri Mulyani.

Perempuan kelahiran Bandarlampung itu mengatakan dengan adanya koreksi outlook penerimaan pajak ini maka pendapatan negara tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai Rp 1.735,7 triliun atau 99,5 persen dari target APBN Rp 1.743,6 triliun.

"Untuk penerimaan kepabeanan dan cukai diperkirakan mencapai Rp 233,4 triliun atau 108,6 persen dari target APBN Rp 215 triliun sedangkan PNBP Rp 357,2 triliun atau 119,8 persen dari target Rp 298,2 triliun," tegas Sri Mulyani.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut penurunan penerimaan pajak memang tak bisa terelakkan.

Pasalnya, perekonomian triwulan III dan IV melambat akibat PPKM berlevel.

"PPKM berdampak pada penurunan konsumsi rumah tangga, negara tujuan ekspor menghadapi varian delta Covid-19 sehingga ada ganggu permintaan," jelas Bhima kepada JPNN.com.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan proyeksi penerimaan pajak 2022. Menurutnya, hal itu dipengaruhi oleh PPKM dan varian Covid-19 Delta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News