Agar Orang Tidak Salah Pilih Guru Privat

Agar Orang Tidak Salah Pilih Guru Privat
BELAJAR-MENGAJAR: Adamas Belva di kantor Ruang Guru. Foto: Ahmad Baidhowi/Jawa Pos

Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990, tersebut mengakui, permintaan atas jasa guru privat di Asia, khususnya Indonesia, sangat tinggi. Mulai level taman kanak-kanak (TK), SD, perguruan tinggi, bahkan hingga pekerja.

Di sisi lain, jumlah guru, mahasiswa, serta profesional yang ingin mencari tambahan penghasilan dengan menjadi guru les privat juga terus tumbuh, apalagi menjelang momen-momen ujian nasional (unas) atau ujian masuk perguruan tinggi. Karena itu, tidak mengherankan jika di tembok-tembok pinggir jalan maupun tiang-tiang listrik sering dijumpai selebaran iklan-iklan jasa guru privat.

Berdasar kalkulasi secara umum, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 14 ribu lembaga swasta kecil yang menawarkan jasa bimbingan belajar dengan jumlah siswa sekitar 1,4 juta orang. Namun, lembaga-lembaga maupun para guru privat itu bergerak secara offline tanpa sistem yang memungkinkan adanya review untuk menilai kualitas para guru yang bisa menjadi acuan calon murid.

Selain pengalaman pribadi beberapa orang yang dikenalnya, Belva sering mendengar keluhan susahnya mencari guru privat yang berkualitas serta bisa dipercaya untuk mengajar anak-anak.

’’Namanya juga guru privat, mereka datang ke rumah, mengajar, dan berinteraksi dengan anak-anak. Kadang-kadang hingga malam. Karena itu, orang tua pasti pilih-pilih, tidak mau sembarang orang,’’ tegas peraih gelar sarjana dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura di bidang bisnis dan ilmu komputer tersebut.

Berbagai fenomena itu terekam kuat dalam benak Belva. Daya analisisnya pun bekerja. Dia membayangkan bagaimana jika para guru privat dihimpun dalam sebuah etalase lengkap dengan background pendidikan serta keahlian mereka. Dengan demikian, para murid bisa memilih guru privat yang sesuai dengan kebutuhan.

Dari situ, lahirlah institusi Ruang Guru, sebuah online marketplace yang mempertemukan guru dan murid di dunia maya. Bersama Iman Usman, rekannya yang menempuh pendidikan di program International Education Development di Columbia University, AS, Belva membangun platform online di www.ruangguru.com.

Sejak dirintis April 2014, dalam hitungan lima bulan hingga Agustus ini, sudah lebih dari 1.200 guru privat yang mendaftar. ’’Di sini para guru privat bisa menawarkan jasanya tanpa harus menempel selebaran di jalan-jalan,’’ ucapnya lantas tersenyum. Sesekali dia membetulkan letak kacamatanya.

MALAM itu jarum jam baru saja melintasi titik pukul 12. Dua pengendara sepeda motor tampak melaju pelan di sebuah jalan di kawasan Jatinegara, Jakarta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News