Akankah Warga India Mematuhi Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai?

Akankah Warga India Mematuhi Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai?
India menggunakan sekitar 14 juta ton plastik setiap tahun. (AP: Altaf Qadri)

Ribuan produk plastik lainnya, seperti botol minuman dan kantong keripik, tidak tercakup dalam larangan tersebut, tetapi pemerintah federal telah menetapkan target agar produsen bertanggung jawab untuk mendaur ulang atau membuangnya setelah digunakan.

India mengatakan barang-barang yang ditetapkan terlarang telah diidentifikasi dengan mempertimbangkan ketersediaan alternatif seperti sendok bambu dan stik es krim dari kayu.Satish Sinha, direktur asosiasi Toxics Link, sebuah LSM yang berbasis di New Delhi yang berfokus pada pengelolaan limbah, mengatakan kepada ABC bahwa aturan itu diumumkan setahun yang lalu, sehingga memberi orang waktu yang cukup untuk bersiap.

"Plastik cukup menjadi masalah di India," katanya.

Sebagian besar plastik tidak dapat didaur ulang, dan hanya bisa diturunkan kualitasnya, serta seringkali dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar.

Plastik bernilai tiga sampai empat kali lebih banyak untuk bahan bakar.

Apakah orang akan mengikuti aturan?

Dua pria memeriksa tumpukan bahan bening yang dirancang untuk menggantikan plastik sekali pakai di sebuah toko helm sepeda motor.

Beberapa ahli percaya bahwa menegakkan larangan itu mungkin sulit, meskipun volume barang plastik berserakan pada kenyataannya akhirnya menyumbat saluran air, sungai dan lautan dan juga membunuh hewan.

Sekitar setengah dari wilayah India telah berusaha untuk memberlakukan peraturan mereka sendiri, yang telah berhasil "pada tingkat yang berbeda-beda", kata Sinha.

Sama halnya dengan di Indonesia, sampah plastik telah menjadi sumber polusi yang signifikan di India sehingga pemerintah telah memberlakukan larangan beberapa plastik sekali pakai termasuk, gelas dan sedotan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News