Akbar Tegaskan Kasus Setnov Bikin Kader Golkar Ketar-ketir

Akbar Tegaskan Kasus Setnov Bikin Kader Golkar Ketar-ketir
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tanjung. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan, kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto telah membuat kader partainya ketar-ketir. Akbar mengaku menangkap kekhawatiran itu setiap bertemu dengan kader-kader Golkar di daerah.

Sebagai wakil ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar mengaku sering berkeliling ke daerah dan bertemu dengan berbagai organisasi kemasyarakatan sayap partai berlambang beringin hitam itu. Kader-kader Golkar di bawah sambat ke Akbar tentang kemungkinan tergerusnya elektabilitas Golkar.

"Saya bertemu dengan berbagai komunitas masyarakat terutama komunitas Golkar, mereka juga khawatir terhadap adanya peristiwa ini. Jangan-jangan ini mempunyai dampak kepada keterpilihan Partai Golkar," ucap Akbar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/9).

Selain itu, citra Golkar di masyarakat umum juga terpengaruh oleh posisi Novanto saat ini sebagai tersangka korupsi e-KTP. Akbar pun tak menampik kemungkinan elektabilitas Golkar akan tergerus karena ketua umumnya bermasalah secara hukum.

"Terus terang saja saya prihatin ada tren, ada kecenderungan menurunnya elektabilitas Partai Golkar," tegas Akbar dengan mimik wajah penuh keprihatinan.

Ketua DPR periode 1999-2004 itu menambahkan, Golkar pernah mendominasi kursi di parlemen ketika memenangi Pemilu 2004. Golkar dari hasil Pemilu 2004 bisa mendudukkan 124 kadernya di DPR.

Namun, jumlah kursi Golkar di DPR terus turun sejak Pemilu 2009. "Ini menjadi fakta, kenyataannya hal berikutnya tentu kita memantaunya dari berbagai survei," tegas politikus asal Sibolga, Sumatera Utara yang berhasil membawa Golkar menjadi juara Pemilu Legislatif 2004 itu.(fat/jpnn)


Kader-kader Golkar di bawah mengkhawatirkan tergerusnya elektabilitas partai berlambang beringin itu lantaran ketua umumnya menjadi tersangka korupsi e-KTP.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News