Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

"Vivian Bullwinkel berusaha menyampaikan kebenaran dan malah disensor, sebuah kejahatan perang telah disensor."
Tidak menjelaskan pemerkosaan di sidang
Seorang sejarawan militer terkemuka Lynette Silver bekerja sama dengan Georgina mencari bukti-bukti tambahan mengenai apa yang terjadi dengan para perawat tersebut.
Lynette akhirnya bisa menemukan saksi kunci, seseorang yang mendengar cerita Vivian soal pemerkosaan yang terjadi.
Pensiunan mayor Angkatan Darat Australia, Patricia Hincks, menceritakan pertemuan singkat dengan Vivian di tahun 1991 di Barak Leeuwin, Fremantle.
Patricia mengatakan ia merasa terhormat untuk bertemu dengan pahlawan perang tersebut, tetapi ketika dia menanyakan tentang buku biografinya yang akan diterbitkan, Vivian malah jadi cemas dan kesal.
"Dia bilang dia sedang berselisih dengan penerbitnya, karena dia tidak ingin mempublikasikan seluruh kebenaran tentang pembantaian itu, atas dasar akan membuat marah keluarga kerabat perawat yang terbunuh," katanya.
Vivian mengacu pada penulis biografinya, seorang pensiunan petugas humas tentara, bernama Norman Manners, yang menerbitkan sendiri kisah hidup Vivian melalui sebuah penerbit kecil di Perth.
Patricia yang sekarang sudah pensiun bertanya kepada Vivian, "jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina