Aktor Ekonomi Dinilai Berperan Penting dalam Keamanan Transaksi E-commerce

Aktor Ekonomi Dinilai Berperan Penting dalam Keamanan Transaksi E-commerce
Kehadiran e-commerce membawa berkah bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa menjajakan dagangannya dengan mudah. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran e-commerce membawa berkah bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa menjajakan dagangannya dengan mudah.

Di sisi lain, konsumen juga mendapatkan kenyamanan dan kemudahan mendapatkan kebutuhan.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencatat nilai transaksi e-commerce Tanah Air mencapai Rp 108,54 triliun pada kuartal I 2022 dengan 21 juta pelanggan baru.

Kendati demikian, isu keamanan dan kenyamanan bertransaksi di e-commerce adalah “alarm” untuk meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan mencegah dan menangkal ancaman keamanan transaksi daring.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, sepanjang 2021 terdapat 115.756 laporan atau aduan penipuan transaksi online. Kasus yang paling banyak adalah penipuan penjualan di platform e-commerce dan media sosial.

Peneliti ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan keamanan dan kenyamanan transaksi di e-commerce menjadi tanggung jawab semua aktor ekonomi dan pemangku kepentingan.

“Memang tanggung jawab pemerintah lebih besar sebagai regulator. Namun, tanggung jawab dari aktor ekonomi seperti aplikator dan pengguna juga tidak kalah penting," ungkap Nailul dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (31/10).

Menurutnya, dengan jumlah pengguna baik penjual dan pembeli mencapai 32 juta pada 2021, semuanya mempunyai peran yang sama penting dalam melindungi keamanan dan kenyamanan transaksi di e-commerce.

Kehadiran e-commerce membawa berkah bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa menjajakan dagangannya dengan mudah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News