Akumulasi Bencana BPNB: Hidrometeorologi Basah Mendominasi

Akumulasi Bencana BPNB: Hidrometeorologi Basah Mendominasi
BNPB merilis data bencana yang terjadi sepanjang Januari hingga Agustus 2021, didominasi oleh hidrometeorologi basah. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data akumulasi peristiwa bencana alam Januari-Agustus 2021 mencapai 1.805 kejadian.

"Selama periode ini, bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/9).

Muhari memerinci peristiwa banjir sebanyak 733 kejadian, cuaca ekstrem 475, tanah longsor 342, karhutla 205, gempa bumi 23, gelombang pasang dan abrasi 22 dan kekeringan sebanyak lima kejadian.

Dia menjelaskan dampak dari sejumlah bencana tersebut, mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 508 jiwa, hilang sebanyak 69 jiwa, luka-luka sebanyak 12.881 jiwa dan mengungsi atau menderita sebanyak 5,8 juta jiwa.

Sementara itu pada bencana nonalam, yakni pandemi COVID-19 data sejak awal penanganan hingga 31 Agustus 2021 total jumlah kasus konfirmasi positif mencapai 4.089.801 dengan penambahan kasus harian 10.534.

"Total kasus sembuh mencapai 3.760.497 dengan kasus sembuh harian 16.781," katanya.

Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada periode awal Juli hingga awal September 2021, kata Muhari, persentase kasus positif turun dengan selisih minus 8,18 persen, sedangkan persentase angka kesembuhan naik 7,57 persen.

Muhari mengatakan seiring dengan kenaikan angka kesembuhan, persentase keterpakaian tempat tidur isolasi secara nasional mengalami penurunan dengan selisih hingga minus 52 persen.

BNPB merilis data bencana yang terjadi sepanjang Januari hingga Agustus 2021, didominasi oleh hidrometeorologi basah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News