Alasan Australia Bisa Membatalkan Paspor Tersangka Teroris

Alasan utama lainnya adalah untuk mencegah calon teroris pergi ke luar negeri, membiarkan mereka menjadi sangat terlatih dan lebih radikal, kemudian kembali sebagai ancaman yang lebih besar.
"Kita ada pengalaman dengan Afghanistan (pada akhir 1980-an, awal 1990-an) dengan 30 warga Australia pergi dan sekitar 24 dari mereka saat kembali malah menjadi lebih ekstrem. Jadi ini dari pengalaman radikalisasi," ujar Profesor Barton.
Bahkan saat mereka tidak kembali, ada kasus-kasus, seperti pria asal Melbourne Neil Prakash, yang pergi ke luar negeri dan menggunakan pengaruh dan keahlian mereka untuk menggalang dan meradikalisasi orang-orang di Australia.
Neil telah terlibat dalam menggagalkan plot teror Anzac Day di tahun 2015 dan 2016, meskipun berangkat ke Suriah sebelumnya.

"Prakash dimanfaatkan secara efektif oleh kelompok "Islamic State" untuk menelpon orang-orang yang dikenalnya disini, tapi juga orang-orang yang bisa mereka kenalkan," kata Profesor Barton.
"Mereka membangun karismanya dan profilnya, sehingga membuatnya menjadi alat yang efektif."
"Dia tidak akan terlalu merepotkan kami jika tetap berada Melbourne dan dibawah pengawasan ... dari Raqqa pengaruhnya cukup luas."
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya