Alsintan Tekan Biaya Operasional Petani Hingga 48 Persen

Alsintan Tekan Biaya Operasional Petani Hingga 48 Persen
Ilustrasi alsintan. Foto: Kementan

Salah satu buruh tani Desa Kagugede, Kecamatan Kagugede, Kabupaten Kuningan bernama Abdul Hamid kini sudah tak perlu lagi menguras tenaganya untuk menggarap lahan sawahnya. Hal itu berkat bantuan alsintan yang digulirkan selama ini.

Abdul pun menyambut baik bantuan itu. Dia mengaku diuntungkan bantuan traktor Kementan meski harus merogoh kocek.

"Kalau untuk mengelola lahan sawah kami menggunakan traktor, karena biayanya lebih murah dan yang terpenting lebih cepat. Kalau kami nyangkul, lama sekali. Biayanya juga lebih hemat dan yang terpenting lebih cepat," kata Abdul.

Dia menjelaskan, untuk membajak sawah menggunakan cangkul atau kerbau dalam satu petak minimal harus merogoh Rp 500 ribu. Sementara itu, menggunakan traktor hanya mengeluarkan biaya Rp 100.000- Rp 120.000.

"Alhamdulillah produksi kami juga lebih meningkat. Harga gabah kering kami juga Rp 5.000 per kg. Mudah-mudahan pemerintah bisa menaikkan lagi jadi Rp 6.000," kata Abdul.

Di sela kunjungan kerja Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian Tahun 2019 di Desa Kagugede, Kecamatan Kagugese, Kabupaten Kuningan, Abdul juga menyampaikan bahwa beberapa bantuan pemerintah hanya mampir di kelompok tani.

"Bantuan pemerintah selalu masuk, baik itu pupuk, pompa air dan alat mesin pertanian. Namun, kadang-kadang bantuan, seperti pupuk dijual lagi. Jadi, kami nggak bisa merasakan," kata Abdul.

Selain itu, dia juga mengaku lahan pertanian Kadugede kian menyusut. Di sekitar hektaran lahan sawah itu banyak bangunan-bangunan baru, seperti bangunan sekolah, lapangan dan perumahan lainnya. (adv/jpnn)


Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah diperkirakan mampu menekan biaya operasional petani sekitar 35 persen hingga 48 persen.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News