Ambisi Australia Mengekspor Listrik Tenaga Surya ke Singapura

Ambisi Australia Mengekspor Listrik Tenaga Surya ke Singapura
Bendera Australia. Foto: Ilustrasi

jpnn.com, DARWIN - Australia menunjukkan ambisi menjadi eksporter energi terbarukan. Salah satunya ditunjukkan dalam proyek ladang panel surya di Northern Territory (NT), Australia, senilai AUD 20 miliar (Rp 196 triliun).

Proyek yang dilakukan perusahaan Sun Cable itu menargetkan produksi listrik tenaga surya 10 gigawatts (GW) di padang pasir wilayah Tennant Creek. Energi dari panel yang tersebar di lahan seluas 15 ribu hektare itu bakal disalurkan untuk memenuhi seperlima kebutuhan listrik Singapura.

''Kami akan mengangkat salah satu cadangan radiasi surya terbesar di dunia dan menyalurkannya melalui kabel bawah laut sepanjang 3.800 kilometer,'' ujar CEO Sun Cable David Griffin kepada The Guardian.

Proyek tersebut bukan yang pertama di NT. Sebelumnya, Andrew Dickson meluncurkan proyek Asian Renewable Energy Hub. Dickson memanfaatkan angin dan panas di wilayah Pilbara untuk menghasilkan energi terbarukan hingga 15 GW. Produksi tersebut rencananya digunakan untuk menghidupi industri lokal.

''Setahu kami, proyek ini bakal menjadi pembangkit listrik hybrid (angin dan surya) terbesar di dunia,'' ungkapnya.

BACA JUGA: Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya Bakal Dibangun di 21 Ribu Titik

Sampai saat ini, proyek di Pilbara masih masuk tahap awal. Mereka memprediksi baru bisa mulai beroperasi satu dekade ke depan. Namun, hal itu pun sudah membuat para pemerhati lingkungan dan akademisi girang.

Ross Garnaut, profesor bidang ekonomi di University of Melbourne, mengatakan bahwa transformasi energi di Australia sudah searah dengan kesepakatan Paris tentang emisi gas buang. Hal tersebut juga bakal membuat Australia sebagai pemain utama dalam era ekonomi terbaru di masa depan.

Australia menunjukkan ambisi menjadi eksporter energi terbarukan. Salah satunya ditunjukkan dalam proyek ladang panel surya di Northern Territory (NT), Australia, senilai AUD 20 miliar (Rp 196 triliun).

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News