Amerika Tak Bisa Dipercaya, Palestina Cari Mediator Baru
jpnn.com - Amerika Serikat selama ini selalu berperan sebagai penengah dalam perundingan antara Israel dengan Palestina. Namun, ulah Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mengubah segalanya.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al Maliki menyatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi memercayakan upaya damai kedua negara kepada AS.
”Kami akan mencari mediator baru dari negara Arab dan masyarakat internasional,” ujarnya kepada Reuters, Minggu (10/12).
Riyad menambahkan, bagi Palestina, mewujudkan kesepakatan damai yang sifatnya permanen masih jadi prioritas tertinggi.
Sikap Palestina ini wajar mengingat netralitas AS patut dipertanyakan. Pasalnya, keputusan Trump jelas sangat menguntungkan bagi Israel dan merugikan Palestina.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu buka suara tentang Jerusalem. Dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menjelang forum menteri-menteri luar negeri Eropa di Kota Brussel, Belgia, dia membela Trump.
”Saya mendengar kecaman terhadap Trump. Tapi, saya tidak mendengar satu kecaman pun terhadap mereka yang menghujani roket ke Israel,” ujarnya. (hep/c10/any)
Amerika Serikat selama ini selalu berperan sebagai penengah di antara Palestina dan Israel. Namun, ulah Presiden Donald Trump mengubah segalanya
Redaktur & Reporter : Adil
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina