Anak Tidur Ngorok, Perlukah Waspada?

Anak Tidur Ngorok, Perlukah Waspada?
Ilustrasi bayi. Antara

Anak masih mengompol di malam hari

Salah satu gejala OSA adalah meningkatnya risiko untuk mengompol di malam hari. Salah satu penjelasan yang masuk akal adalah anak yang mengalami pernapasan yang tidak normal akibat gangguan tidur akan memproduksi lebih banyak keringat dan air seni dibandingkan mereka yang tidak. Karena itulah, mereka cenderung mengompol. 

OSA juga berdampak pada respons terjaga pada anak, tekanan pada kandung kemih, serta pengeluaran hormon untuk berkemih. Hal-hal ini berkontribusi terhadap ngompol di malam hari.

Meningkatnya masalah berkaitan dengan tingkah laku

Ketika gejala ngorok dan lainnya ditemukan di malam hari, ada beberapa tanda yang mungkin lebih jelas dilihat di siang hari. Tidur yang terganggu pada malam hari dapat mengganggu rutinitas di siang hari. Pada anak-anak, hal tersebut bahkan bisa memunculkan kegelisahan kronis. 

Gangguan tidur yang berkaitan dengan OSA dapat membuat anak merasa tidak seperti dirinya sendiri. Gangguan suasana hati, perilaku yang mengganggu orang lain, dan sulit berkonsentrasi dapat menjadi indikasi adanya gangguan tidur, terutama jika dibarengi dengan gejala lain. Misalnya, sulit mempelajari hal baru, sulit mengalami peningkatan berat badan, serta menjadi hiperaktif.

Kebanyakan kasus anak sering ngorok saat tidur memang tidak perlu dicemaskan. Namun begitu, bila gejala OSA di atas terjadi pada anak, Anda layak waspada. Konsultasikan segera kepada dokter anak.

Anda mungkin akan dirujuk agar anak Anda menjalani sleep study atau pengamatan saat tidur dengan polisomnografi, demi mendapatkan diagnosis yang lebih akurat terkait gangguan tidur anak.(HNS/RVS/klikdokter)

Frekuensi ini dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Meski kebiasaan ini terlihat sepele, pada beberapa kasus mengorok bisa menjadi penanda suatu kondisi yang lebih serius.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News