Andi Akmal: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021 Sebesar 7,07 Persen Masih Semu

Andi Akmal: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021 Sebesar 7,07 Persen Masih Semu
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas FPKS DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menanggapi siaran Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah merilis angka Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021 pada Kamis (5/8/2021) lalu.

BPS dalam laporannya menyebutkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2021 Sebesar 7,07 persen merupakan angka yang belum bisa dibanggakan. Pasalnya, perbandingan yang dilakukan YoY, dimana tahun lalu, Negara Indonesia mengalami keterpurukan tahun pertama menghadapi pandemi covid-19.

“Kalau sektor pertanian kuat, itu nyata adanya. Tangguh dalam mempertahankan negara kita terus tegak, memberi sumbangsih nyata pada negara. Namun, untuk Laporan pertumbuhan ekonomi 7,07 persen, itu semu belaka,” ujar Andi Akmal, Senin (9/8).

Akmal menjelaskan secara data, metode, dan penampilan memang sesuai fakta, tetapi kenapa tidak dapat dibanggakan, karena yang baseline yang dibandingkan pada kondisi serba-buruk.

Fakta di lapangan juga masih terjadi banyak pengangguran akibat lesunya berbagai aktivitas industri dan perdagangan.

“Intinya, negara kita saat ini masih dalam kondisi tidak baik-baik saja, sebagai bukti nyatanya, angka kemiskinan jika diukur secara fair terjadi peningkatan yang cukup signifikan,” ujar Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menyarankan, pemerintah dalam menangkap dan menyerap informasi dari BPS, mesti merujuk kembali pada kondisi sebelum ada pandemi. Sehingga dalam menentukan target dan bekerja dalam perencanaannya, bukan mengambil baseline yang negatif.

“Saya mengingatkan, PPKM yang sudah berlangsung sejak 2 pekan lalu, telah melibas kembali daya beli masyarakat sekaligus merusak harapan para pedagang yang sulit berjualan di beberapa pasar modern maupun tradisional. Puluhan Juta orang mengalami short hour yang berarti menuju lesunya sektor industri,” ujar Akmal.

Akmal menjelaskan secara data, metode, dan penampilan memang sesuai fakta, tetapi kenapa tidak dapat dibanggakan, karena yang baseline yang dibandingkan pada kondisi serbaburuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News