Andi Akmal PKS Menganggap Program Cetak Sawah Baru Terlalu Naif, Begini Alasannya

Andi Akmal PKS Menganggap Program Cetak Sawah Baru Terlalu Naif, Begini Alasannya
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas DPR

“Pemerintah jangan membuat statement yang seperti mimpi saja. Mau bangun program anggarannya di-nol-kan (ditiadakan, red). Terlalu naif,” ketusnya.

Akmal mengingatkan, bahwa upaya mempercepat pencapaian surplus beras nasional 10 juta ton tahun sejak tahun 2014 belum signifikan mengurangi kegiatan impor kita. Bahkan sejak beberapa waktu terakhir ini tentara pun dilibatkan, yakni melalui kegiatan “Tentara Mendukung Ketahanan Pangan (TMKP). Tetapi tetap saja hingga kini belum terjadi perubahan terhadap stabilitas cadangan pangan nasional.

Anggota Komisi IV ini mengutip pernyataan pemerintah untuk membuat perencanaan cetak sawah di Kalimantan Tengah sekitar 900.000 hektare, yang merupakan mayoritas tanah basah dan lahan gambut adalah ucapan ceplas-ceplos tanpa dasar. Kepanikan akibat peringatan FAO tentang adanya potensi kelangkaan pangan dunia sebagai dampak panjang dari pandemi Covid-19 memang harus disikapi. Tetapi penyikapan itu mesti dilakukan dengan kemampuan negarawan yang mumpuni.

“Saya meminta pemerintah jangan mengambil langkah yang hanya menghamburkan uang negara. Penyelamatan rakyat Indoensia akibat covid-19 ini memang perlu dilakukan terutama memenuhi kebutuhan pangan. Pikir ulang program cetak sawah di lahan gambut, yang ibarat menggarami lautan, kerja keras tapi tiada hasil,” tutup Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)

Menurut Andi Akmal PKS, kebijakan program cetak sawah ini benar-benar anomali. Pertama, tidak mengingat sejarah, Rp 1,6 triliun lenyap dari APBN akibat memaksakan lahan gambut dibuka untuk sawah yang tidak berefek sama sekali terhadap cadangan pangan nasi


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News