Angka Pengangguran di Australia Catat Rekor Terendah Sejak 2008

Angka Pengangguran di Australia Catat Rekor Terendah Sejak 2008
Australia saat ini mengalami kekurangan tenaga kerja terampil di berbagai sektor termasuk manufaktur. (ABC News: Peter Drought)

"Biasanya mereka membayar A$30 (sekitar Rp300 ribu) hingga A$33 (sekitar Rp330 ribu) per jam, sekarang harus A$36 (sekitar Rp360 ribu) atau A$38 (sekitar Rp380 ribu) per jam," katanya.

Ia menyebutkan untuk lowongan staf perusahaan IT sebelumnya membayar sekitar A$60.000 hingga $65.000 (sekitar Rp600 - Rp650 juta) per tahun. Namun lowongan yang sama belum lama ini telah menawarkan gaji A$75.000  (sekitar Rp750 juta) per tahun.

Graham mengatakan pasar kerja belum akan pulih hingga tahun depan, setelah arus pendatang dari luar negeri kembali ke tingkat sebelum pandemi COVID.

"Saya perkirakan memakan waktu setidaknya 18 bulan ke depan untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang akan mengisi lowongan yang ada," ujarnya.

Pengamat ekonomi dari CEDA Gabriela D'Souza memperkirakan Pemerintah Australia akan mengembalikan jumlah arus pekerja pendatang dari luar negeri ke angka 235.000 pada tahun 2023/2024.

"Saya menduga bila saat itu terjadi, pasar tenaga kerja akan mulai stabil dan pengusaha tidak akan banyak mengeluhkan kekurangan tenaga kerja," ucapnya.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News untuk ABC Indonesia.


Pasar tenaga kerja Australia terus menguat, ditandai dengan turunnya angka pengangguran ke rekor terendah sejak 2008, yaitu 4 persen


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News