Angkut 1.525 Bambu via Kapal Laut hingga ke Hamburg

Angkut 1.525 Bambu via Kapal Laut hingga ke Hamburg
POHON BAMBU: Joko Avianto di depan karya seni instalasi bambunya saat pameran di Singapura beberapa waktu lalu. Dia kini bersiap menggelar pameran di Jerman. Foto: Joko Dwi Avianto for Jawa Pos

DI tangan seniman Joko Dwi Avianto, bambu dijadikan karya seni instalasi yang spektakuler. Karya itu akan dipamerkan di Frankfurter Kunstverein, Jerman, September nanti.
----------
Laporan Andra Nur Oktaviani, Bandung
----------
PERASAAN bangga sekaligus bingung langsung menyergap Joko Dwi Avianto sesaat setelah kurator Galeri Nasional Indonesia Asikin Hasan memberi tahu bahwa karyanya akan dipamerkan dalam rangkaian Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 di Frankfurt, Jerman, September–Oktober nanti.

Joko mengaku bangga karena karyanya pasti akan menarik perhatian publik yang menyaksikan pameran buku terbesar di dunia itu.

Bagi Joko, inilah kali pertama dirinya berpameran di Eropa. Namanya pun diperkirakan makin dikenal dunia karena karya yang ditampilkan di Jerman tersebut ’’tidak biasa’’. Dia menggunakan ribuan batang bambu untuk merangkai seni instalasi itu.

Namun, perasaan bangga tersebut langsung luntur saat dia mulai memikirkan cara untuk membawa bambu-bambu itu ke Jerman. Jarak Indonesia ke Jerman tentu tidak dekat. Waktu tempuhnya pasti tidak sebentar.

Apalagi bambu-bambu itu harus dikirim lewat jalur laut. Diperkirakan butuh waktu 35 hari untuk sampai di Jerman dengan menggunakan kapal laut. Itu pun tidak bisa langsung sampai di Frankfurt yang jadi lokasi pameran.

’’Kapal (yang mengangkut bambu, Red) nanti merapat di Hamburg, di kawasan utara Jerman. Dari situ barulah bambu dibawa lewat darat ke Frankfurt di Jerman bagian tengah,’’ tutur ayah satu anak tersebut kepada Jawa Pos saat ditemui di Nuart Sculpture Park Bandung, Minggu (5/7).

Sebelum dibawa melalui perjalanan darat ke Frankfurt, bambu-bambu itu harus dikarantina selama dua minggu. Sebab, bambu termasuk bahan organik. Itulah yang membuat Joko kepikiran. Dalam perjalanan yang sangat memakan waktu, bukan tidak mungkin bambu-bambu itu berjamur, berubah bentuk, hingga rusak dan tidak bisa digunakan.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mengawetkan bambu agar tetap utuh. Namun, proses itu memakan waktu lama karena bambunya cukup banyak.

DI tangan seniman Joko Dwi Avianto, bambu dijadikan karya seni instalasi yang spektakuler. Karya itu akan dipamerkan di Frankfurter Kunstverein,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News